35 Hektar Gagal Panen Padi, Desa Sumyang Gotong Royong Gropyokan Tikus

BERITA KLATEN – Gagal panen padi akibat hama tikus, petani Desa Sumyang, Kecamatan Jogonalan, Klaten, Jawa Tengah, bergotong royong lakukan gropyokan tikus total dapatkan 900-an ekor tikus.

Kepala Dusun (Kadus) Eva Liesdhiana didampingi Perangkat Desa Waluyo, ketika ditemui Berita Klaten di kantornya, Rabu (15/10/2025) mereka menceritakan lahan sawah yang luasnya 35 hektar 2 kali gagal tanam padi, karena tidak ngunduh panen. Lahan sawah itu milik desa dan milik para petani.

Lebih lanjut Eva, sapaan Kadus Eva Liesdhiana, ia mengatakan sejak tanaman padi diserang tikus sudah diupayakan pembasmian tikus. Penanganan yang dilakukan adalah obat racun tikus, pengomposan, dipasangi mercon yang dimasukan di lubang-lubang, tetapi upaya itu semua tak mampu berhasil membasmi tikus-tikus yang merusak tanaman padi.

Lebih lanjut Eva menuturkan, upaya membasmi tikus juga mendirikan rumah burung hantu (Rubuha) ada 11 titik. Dikatakan ada teori bila didirikan Rubuha maka akan datang burung hantu liar. Namung hasilnya sampai sekarang belum maksimal.

Langkah yang dilakukan beberapa hari lalu sampai sekarang para petani  gotong royong melakukan gropyokan tikus. Waktu gropyokan yang pertama dibantu oleh PPL, personel TNI dan POLRI. Camat Jogonalan Murdoko juga hadir di lokasi gropyokan. Kegiatan gropyokan tikus Pemerintah Desa Sumyang memfasilitasi konsumsi, dan alat-alat untuk gropyokan tikus.

Eva mengungkapkan kelompok tani di Desa Sumyang dibagi 2 kelompok tani. Kelompok petani yang berada di utara rel kereta api, dan yang berada di selatan rel kereta api.

Kepala Desa Sumyang Suwito, ketika dikonfirmasi adanya kegiatan gotong royong gropyokan tikus oleh para petani ia membenarkan adanya gropyokan tikus. Dikatakan Suwito di Desa Sumyang ada 2 gabungan kelompok petani (Gapoktan). Ialah kelompok tani Sedyo Makmur dan Dadi Makmur. Kelompok tani menyepakati untuk mengadakan gropyokan tikus sepekan 2 kali. Ketika dilakukan gropyokan kelompok tani di utara rel kereta api cukup banyak mendapatkan tikus, sedangkan di selatan rel kereta api tikus yang didapat hanya sedikit. Namung area tanaman padi yang diserang tikus di utara rel kereta api maupun di selatan rel kereta api sama. Suwito sudah menyampaikan saran agar dalam pola menanam padi untuk melestarikan kearifan lokal. Tetapi ada petani yang tidak mau menerima saran tetap menjalankan kearifan lokal waktu mau menanam padi maupun waktu akan memanen padi.

“Sampai sekarang lahan sawah masih banyak yang dibiarkan belum untuk menanam padi,”ujar Suwito.(ksd)

Cloud Hosting Indonesia

Tinggalkan Komentar