KLATEN (BK). Bulan Januari intensitas hujan mulai tinggi, sehingga perlu antisipasi agar tidak timbul kasus penyakit demam berdarah (DB). Tindakan yang tepat harus membebaskan lingkungan dari jentik (uget-uget) nyamuk.
Demikian diungkapkan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten Herry Martanto, ketika ditemui di kantornya, Kamis (4/2). Untuk mengantisipasi musim hujan yang ada kaitannya dengan dimungkinkan munculnya penyakit DB yang disebabkan oleh gigitan nyamuk dengue, lebih lanjut Herry Martanto menjelaskan sejak tahun 2015 akhir lalu mengingatkan para para dokter di rumah sakit swasta untuk merawat warga masyarakat yang terjangkit penyakit DB. Diupayakan pasien jangan sampai meninggal karena sakit DB yang dirawat inap. Untuk Puskesmas yang merawat jalan sudah dilakukan pertemuan rutin.
Tentang grafik penyakit DB, lanjut Herry Martanto, mulai pada awal musim hujan ialah bulan Desember hingga bulan April. Maka pada bulan Desember mulai naik dan sampai puncaknya bulan April. Karena itu petugas agar mempersiapkan mulai penyuluhan. Pecegahannya ialah dengan membebaskan dari jentik (uget-uget) nyamuk. Yang penting, ajak Herry, agar petugas memberi penyuluhan pada masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Pemberantasan nyamuk bukan dengan cara foging, tetapi menciptakan lingkungan yang bebas dari jentik-jentik nyamuk.
Untuk membebaskan dari jentik nyamuk ialah membudayakan bebas dari jentik nyamuk di tiap lingkungan masing-masing. Karena itu Herry mengatakan berdasarkan surat dari Sekretaris Daerah (Sekda) menghimbau untuk seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Klaten agar membersihkan lingkungan bebas dari jentik nyamuk. Di kantor-kator SKPD, termasuk di sekolah-sekolah yang di bawah SKPD Pendidikan, termasuk di SKPD kecamatan sampai ke desa-desa agar menjaga lingkungannya bebas dari jentik.
Media-media yang mesti dibebaskan dari jentik nyamuk adalah tempat-tempat tampungan air yang tidak langsung bersentuhan dengan tanah. Misalnya bak mandi, kaleng-kaleng yang berserakan di kebun dapat menampung air, ember tampungan air, tempat air untuk minuman burung maupun ayam, dan tempat tumpahan air dispencer ini harus dijaga kebersihannya. Jangan sampai ada jentik di tempat-tempat itu. Maka tindakan 3M ialah menutup, menguras, dan mengubur. Yang dimaksud menutup ialah ember, gentong tempat air ditutup agar tidak untuk tempat bertelur bagi nyamuk. Menguras ialah agar tempat air termasuk bak mandi sering dikuras sehingga bebas dari jentik. Kemudian mengubur ialah merusak kaleng yang bisa menjadi tadah air hujan untuk dipendam dalam tanah.
Herry mengajak pada warga masyarakat ikut tanggung jawab membebaskan tempatnya sendiri bebas dari nyamuk. Kemudian pada ketua RT /RW agar mempelopori pola hidup bersih di kampungnya agar tercipta kampung yang bebas jentik nyamuk, dan terakhir ia mengajak pada para pemimpin agama Ustad, Pendeta, Pastur, dan lainnya agar mengajak umatnya untuk dapat menjaga lingkungannya bebas dari jentik nyamuk. Tekanannya untuk membasmi nyamuk adalah dengan PSN, bukan dengan cara foging. “Karena kalau dengan foging justru membuat kebal nyamuk, dan racun foging berbahaya bagi manusia,”ujar Herry Martanto menjelaskan.
Herry Martanto, nantinya juga akan dilakukan pantauan maupun monitoring di daerah kecamatan yang masuk endemis. Yang dimaksud endemis ialah wilayah daerah yang telah berturut-turut selama tiga tahun atau lebih terjadi kasus penyakit DB. Data di P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten cukup banyak kecamatan yang masuk endemis. Salah satunya adalah Kecamatan Wedi, ada di Desa Pandes, Kalitengah, Birit, dan Desa Kadilanggon. (ksd)