Klaten (27/7/2024) – Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro periode 2023/2024, mengadakan kegiatan penyuluhan dan pelatihan pembuatan “Spray Anti Nyamuk Dari Daun Serai Sebagai Pencegahan DBD” dan sasaran dari kegiatan ini adalah Ibu-Ibu Kader Desa Pacing. Kegiatan ini merupakan salah satu Program Kerja dari Dhiya Adhira Chaerani, Mahasiswa KKN Universitas Doponegoro dari program studi Kimia, Fakultas Sains dan Matematika. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran Ibu-Ibu Kader Desa Pacing terhadap bahaya nyamuk aedes aegypti sebagai penyebar utama penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), serta memberikan solusi pencegahan dengan menggunakan spray anti nyamuk berbahan alami.
Dalam kegiatan ini dijelaskan bahwa nyamuk Aedes aegypti merupakan vektor utama DBD, sebuah penyakit yang sering kali menimbulkan wabah pada musim penghujan. Sebagai salah satu vektor penyebar penyakit, nyamuk dapat dikendalikan dengan mengurangi jumlah populasi nyamuk yang hidup. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan anti-nyamuk kimia sintetis atau repellent. Repellent mengandung zat aktif yang bisa mencegah gigitan nyamuk, seperti diethyltoluamide (DEET), diclorovinil dimethyl phospat (DDP), malathion, dan lainnya. Namun, penggunaan repellent yang mengandung bahan kimia sintetis secara terus-menerus dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia dan juga bisa menyebabkan resistensi pada nyamuk. Sehingga solusi dari permasalahan ini adalah membuat spray anti nyamuk berbahan alami dari daun serai.
Serai diketahui mengandung komponen minyak atsiri seperti geraniol (20-40%), citronellal (25-50%), dan citronellol (10-15%) yang menghasilkan aroma khas dan sangat efektif dalam mengusir nyamuk. Citronellol dan geraniol adalah bahan aktif yang tidak disukai dan sangat dihindari oleh serangga, termasuk nyamuk. Selain itu, rendemen daun dan batang serai mengandung 49% silika, yang dapat menyebabkan desikasi atau pengeluaran cairan tubuh secara terus menerus pada kulit serangga, sehingga serangga tersebut akan mati.
Kemudian kegiatan ini dilanjutkan dengan demonstrasi pembuatan spray anti nyamuk dari daun serai. Proses ini melibatkan beberapa bahan dan alat sederhana yang mudah ditemukan di rumah. Pertama-tama, siapkan 250 mL air dan 10 tangkai serai yang sudah dicuci bersih lalu dipotong kecil-kecil, kemudian masukkan serai dan air ke dalam blender, lalu blender serai hingga halus, sSaring hasil blenderan dan masukkan cairan hasil saringan ke dalam botol spray. Dan spray anti nyamuk siap digunakan untuk membasmi nyamuk di Desa Pacing.
Ibu-Ibu Kader Desa Pacing sangat antusias mengikuti demonstrasi ini. Mereka berencana untuk mempraktikkan pembuatan spray ini di rumah masing-masing sebagai langkah pencegahan terhadap DBD. Diharapkan dari kegiatan ini dapat memberikan dampak positif bagi Ibu-Ibu Kader Desa Pacing dan menginspirasi mereka untuk memanfaatkan bahan alami dalam menjaga kesehatan dan lingkungan.
Penulis: Dhiya Adhira Chaerani (Mahasiswa KKN Undip)