BERITA KLATEN – Tradisi kirab adat budaya yang diselenggarakan tiap bulan Suro di Dukuh Pandanan, Desa Soropaten, Kecamatan Karanganom, Klaten, Jawa Tengah untuk mengangkat desa wisata Soropaten, Minggu (8/9/2019).
Kirab adat budaya di Dukuh Pandanan, Desa Soropaten yang digelar setiap bulan Suro pada tahun 1441 H atau tahun 2019 Masehi ini diikuti dari luar Kecamatan Karanganom. Sehingga even kirab adat budaya kali ini banyak mendatangkan peserta kirab adat budaya. Manfaatnya kirab adat budaya Suro dikenal masyarakat lebih luas.
Ketua panitia kirab adat budaya Sri Nugroho, pada wartawan mengungkapkan kirab adat budaya kali mendatangkan kerbau bule dari Keraton Solo. Pesertanya yang mengikuti kirab lebih banyak. Di Pandanan, Soropaten menjadi tempat sanggar seni dan budaya, wisata religi tugu waseso, dan kelompok sadar wisata. Karena itu dari luar Kecamatan Karanganom ada yang ikut kirab, antara lain dari Delanggu, dari Kecamatan Manisrenggo kelompok pencak silat, juga dari Karangnongko, dan lainnya. Sri Nugroho juga mengatakan kirab adat budaya ini juga untuk melestarikan budaya, menciptakan kehidupan bersama yang toleran. Juga untuk mengembangkan wisata religi Tugu Waseso di Pandanan.
Bupati Klaten Hj Sri Mulyani yang hadir dalam kirab adat budaya Suro di Pandanan didampingi Sekretaris Daerah Joko Sawaldi, dan beberapa Pejabat Pemkab Klaten. Kehadirannya dan waktu kirab Bupati Hj Sri Mulyani naik kreto kencono didampingi Sri Nugroho.
Bupati Hj Sri Mulyani dalam sambutannya antara lain mengungkapkan tradisi kirab adat budaya yang diakukan tiap bulan Suro adalah untuk melestarikan budaya yang ada sisi sejarahnya di Dukuh Pandanan. Menghormati sesepuh adanya tempat Pandanan di Desa Soropaten. Sri Mulyani juga berharap banyak orang yang datang berwisata religi di Pandanan. Bila banyak orang yang datang di Pandanan akan dapat meningkatkan sosial ekonomi masyarakat di Dukuh Pandanan, Desa Soropaten.
Kirab adat budaya Suro kali ini diikuti seribuan orang. Selain lima ekor kerbau keraton, juga ada puluhan prajurit Keraton Surakarta, pululan anggota Pokoso, Paskibra, drumband beberapa sekolah, dan dari masyarakat. Ada 5 gunungan polo wijo atau sayuran, 1 gunungan apem dari Jatinom, dan 1 gunungan beraneka sandal. Gunungan-gunungan tersebut setelah dikirabkan kemudian untuk rebutan masyarakat yang datang menyaksikan kirab adat budaya. Kirab adat budaya Suro diberangkatkan dari depan Bangsal Sri Sido Mulyo mutar Kampung Pandanan terus kembali ke Bangsal Sri Sido Mulyo. Pada Senin (9/9/2019) siang malam diselenggarakan gelaran wayang kulit di Bangsal Sri Sido Mulyo. Gelaran wayang kulit dengan lakon Barata Yudha. Selain itu, di Bangsal Sri Sido Mulyo setiap malam Jumat Pon ada gelaran pentas wayang kulit. (ksd)