Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Widya Dharma (UNWIDHA) Klaten melakukan aksi damai jalan kaki diawali dari Alun-alun Klaten menuju Kantor DPRD Klaten, Jumat (27/3). Dalam perjalanannya Mahasiswa Unwidha Klaten menyerukan uangkapan-ungkapan mengkritisi pemerintahan Joko Widodo – JK. Salah satunya Presiden Joko Widodo agar mengundurkan diri jika tidak bisa mengurus Negara Republik Indonesia.
Dengan pengamanan dari Kepolisian Resort (Polres) Klaten, sekitar 50-an orang Mahasiswa UNWIDHA Klaten melakukan aksi damai untuk mengkristisi pemerintahan Joko Widodo-JK yang dinilai gagal kinerjanya dalam hitungan hari lebih dari 100 hari. Koordinator aksi damai mahasiswa UNWIDHA Langgeng Apriyanto, dalam orasinya mengungkapkan agar pemerintahan Presiden Joko Widodo – JK dalam kebijakannya selalu mementingkan untuk kepentingan rakyat dari pada kepentingan golongan-golongan tertentu. Kondisi sekarang yang masih ada permasalahan kenaikan BBM, polemik permasalahan polemik KPK dengan Polri, cacatnya penegakkan hukum, dan juga melemahnya nilai tukar rupiah pada level di atas Rp 13.000,- per dolar Amerika yang berdampak pada naiknya beberapa bahan pokok. Menurut Langgeng, apa yang dijanjikan oleh Joko Widodo pada masa kampanye lalu, sampai hari ini belum terlihat ada progresnya. “Hal ini menunjukkan tidak adanya komitmen dan ketidakmampuan dari pemerintahan Jokowi – JK untuk membawa Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian,”demikian release BEM UNWIDHA.
Maka karena BEM Universitas Widya Dharma Klaten menuntut 7 tuntutan pada Presiden Joko Widodo, antara lain 1.Menurunkan harga-harga kebutuhan komoditi pokok, 2.Batalkan kebijakan liberalisasi harga BBM, 3.Nasionalisasikan ase-aset penting bangsa yang berkaitan dengan kesejahteraan dan hajat hidup Rakyat Indonesia, 4.Tegas dalam upaya rerformasi hukum dan pemberantasan korupsi dan bersihakan institusi-institusi penegak hukum yang ada ialah Kepolisian, Kejaksaan, KPK, dan lainnya, 5.Stabilkan nilai tukar rupiah, 6 Bersikap tegas, profesional, benar-benar pro rakyat dan tidak tunduk dari intervensi manapun, baik dari dalam maupun dari luar negeri, berdiri di atas kaki sendiri, penyambung lidah rakyat dan bukan petugas partai semata, dan 7 Mngundurkan diri secara hormat jika tidak bisa mengurusi Negara Republik Indonesia.
Semua tuntutan itu disampaikan di depan Kantor DPRD tingakt 2 Kabupaten Klaten yang berdampingan dengan Kantor Pemerintah Kabupaten Klaten. Sekitar 50-an mahasiswa yang tergabung dalam BEM UNWIDHA menyampaikan seruan-seruannya dijaga oleh anggota Polres Klaten di sekitar Kantor DPRD Klaten. Kedatangan aksi damai Mahasiswa UNWIDHA di halapan depan DPRD Klaten tidak ditemui oleh Pimpinan maupun Anggota DPRD Klaten, termasuk Pemerintah Kabupaten Klaten juga tidak ada yang menemui. Sekitar pukul 10.30 Mahasiswa UNWIDHA yang mengenakan jas almamater warna biru mengakhiri aksi damainya, dan meninggalkan halaman DPRD Kabupaten Klaten.