BERITA KLATEN-Briptu Anumerta Imam Gilang Adinata yang gugur dalam tugas sebagai pahlawan yang mesti diteladani oleh anggota polisi. Imam Gilang Adinata meninggal karena ledakan bom bunuh diri di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5/2017) malam lalu.
Hal itu diungkapkan Waka Polda Metro Jaya, Brigjen Polisi Suntana ketika diwawancarai oleh beberapa wartawan setelah selesai mengikuti upacara pemakaman Briptu Anumerta Imam Gilang Adinata di pemakaman umum Srago Gede, Mojayan, Kecamatan Klaten Tengah, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Kamis (25/5/2017). Brigadir Jendral (Brigjen) Polisi Suntana juga mengatakan ucapan terima kasih pada jajaran Polda Jawa Tengah (Jateng) yang luar biasa memfasilitasi pelaksanaan pemakaman almarhum Briptu Anumerta Imam Gilang Adinata. Mulai penjemputan hingga sampai di rumah duka pada Keluarga Ibu Mucharom di RT 05, RW 07, di Dukuh Srago Gede, Desa Mojayan.
Lebih lanjut Waka Polda Metro Jaya Brigjen berpesan pada anggota polisi agar tidak takut pada terorisme. Bersama dengan masyarakat dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) harus berani menghadapi terorisme yang akan menghancurkan bangsa Indonesia. Ia menegaskan agar anggota Polri tidak pada takut terorisme.
Almarhum Briptu Polisi Anumerta Imam Gilang Adinata yang lahir di Jakarta tanggal 1 Nopember 1992 putra Muh Sri Sarjono masa sekolahnya di Klaten ikut neneknya, Mucharom. Menurut saudaranya, masa sekolah dasar di Sekolah Dasar Mojayan, kemudian setelah lulus Sekolah Dasar Negeri masuk di SMP Muhammadiyah 1 Klaten, terus melanjutkan di SMA Negeri Karangnongko. Setelah lulus SMA almarhum Imam Gilang Adinata ke Jakarta masuk pendidikan bintara polisi. Tugas yang diembannya sebagai anggota Subdit Gasua Sabhara di Polda Metro Jaya. Pangkat yang disandang Imam Gilang Adinata adalah Brigadir Satu (Briptu) Polisi Anumerta.
Dalam upacara pemakaman almarhum Briptu Anumerta Imam Gilang Adinata adalah Karo SDM Polda Jateng Kombes Polisi Murbolo. Sedangkan upacara pemberangkatan jenasah Briptu Anumerta Imam Gilang Adinata dilakukan Kapolres Klaten Muh Darwis. Nampak hadir juga Plt Bupati Klaten Sri Mulyani, Komandan Kodim 0723 Klaten Letkol Inf Bayu Jagad, para pejabat Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten, dan para handai taulan cukup banyak yang menghantar di peristirahatan terakhir. Upacara pemakaman secara militer nampak khidmat.
Saudarnya sebagai pakdenya Subagio merasa tidak ada firasat apa-apa beberapa hari sebelum meninggal. Ucapan terakhir ketika mau berangkat tugas di Kampung Melayu Jakarta Timur hanya pamit akan berangkat tugas. (ksd)