BERITA KLATEN – Pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Klaten menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) dalam rangka merawat kerukunan beragama untuk ciptakan kondusifitas menjelang Pemilu tahun 2024 di Gedung Balai Desa Gadungan, Kecamatan Wedi, Klaten, Jawa Tengah, Kamis (1/2/2024)
Rakor Pengurus FKUB Kabupaten Klaten dengan Pengurus Paguyuban Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kecamatan Wedi, dan PKUB Desa se Kecamatan Wedi. Nampak hadir beberapa orang Pengurus PKUB Kecamatan Wedi, puluhan Kepala Desa, dan beberapa orang perwakilan desa, serta beberapa orang tokoh masyarakat Kecamatan Wedi.
Ketua FKUB Kabupaten Klaten Haji Syamsuddin Asyrofi dalam sambutan pengantarnya antara lain mengungkapkan bahwa Umat Islam dan Umat Kristiani (Kristen dan Katolik) dari Nabi Abraham. Konon sejarahnya, Nabi Abraham mempunyai 2 putra dengan isteri yang berbeda. Dua putranya bernama Iskak dan Ismail. Iskak yang menurunkan umat Kristiani, dan Ismail yang menurunkan umat Islam. Melihat sejarah itu jadi umat Islam dan Kristiani adalah dari keturunan yang sama. Maka mestinya semua umat ciptaan Allah Tuhan menjaga kerukunan meski mempunyai keyakinan yang berbeda. Termasuk dalam Pemilu tahun 2024 untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, warga masyarakat mempunyai pandangan politik yang berbeda. Meskipun warga masyarakat yang beragam keyakinannya mempunyai pilihan berbeda, agar menjaga kerukunan, dan harmonis.
Haji Syamsuddin Asyrofi dalam Rakor bersama dengan Forkompimca Wedi, serta PKUB Kecamatan Wedi, dan para Kepala Desa (Kades) se Kecamatan Wedi menyampaikan program kerja untuk mengembangkan UMKM di Kecamatan Wedi agar perekonomiannya semakin baik.
Dalam kesempatan Rakor FKUB di Wedi Ketua FKUB Kabupaten Klaten Haji Syamsuddin Asyrofi mempersilahkan Pendeta Suharno untuk sharing (membagi pengalaman) pada peserta Rakor FKUB dengan Pengurus PKUB Kecamatan Wedi, di Balai Desa Gadungan. Dalam sharingnya Pendeta Suharno menceritakan sebagai berikut, di Desa Jonggrangan, Kecamatan Klaten Utara ada pengusaha roti bernama Ibu Basuki beragama Kristen. Karyawannya jumlahnya ada puluhan orang. Karyawannya agamanya beragam, ada Islam, Kristen, Katolik, dan lainnya. Namun Ibu Basuki memperlakukan tenaga atau karyawannya baik-baik. Sehingga semua karyawannya merasa kerasan bekerja mencari nafkah di perusahaan roti kepunyaan Bu Basuki. Dengan cerita ini, Pendeta Suharno mengatakan meski pengusahanya roti beragama Kristen, tetapi tetap menjaga kebersamaan dalam kerukunan yang harmonis.
Lain lagi, Kemi salah seorang pengurus FKUB Kabupaten Klaten yang tinggal di Kampung Kanjengan, Kecamatan Klaten Tengah. Kemi sebagai pemeluk agama Islam yang tinggal di Kampung Kanjengan warganya mayoritas beragama Kristiani. Tetapi Kemi diterima warga Kampung Kanjengan dengan baik. Jasa Kemi pada warga Kampung Kanjengan sangat membahagiakan. Warga Kampung Kanjengan yang belum banyak mempunyai toilet, oleh Kemi warga Kampung Kanjengan diusahakan mempunyai toilet. Selain itu, ketika belum banyak lampu penerangan jalan Kampung Kanjengan, oleh Kemi diusahakan lampu untuk penerangan. Sehingga warga Kampung Kanjengan yang mayoritas agama Katolik, nampak rukun dengan warga yang beragama Islam. Ketika Kemi ingin membangun Masjid warga Kampung Kanjengan tidak menghalangi.
Camat Wedi Widaya yang berperan selaku moderator dalam Rakor FKUB tersebut menekankan agar PKUB ada papan nama dan ada ruang khusus, PKUB agar dilibatkan setiap ada kegiatan, dan nama PKUB juga disebut.
Ketua FKUB Klaten Haji Syamsuddin Asyrofi mengakhiri Rakor mengungkapkan, usulan FKUB Klaten pada Bupati Klaten Sri Mulyani agar di sekitar Gedung Grha Bung Karno (GBK) juga dibangun rumah ibadah bagi umat Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha. Usulan itu sudah disetujui oleh DPRD Klaten, semoga tahun 2024 pembangunan rumah ibadah yang proporsional terwujud. Rakor FKUB dengan PKUB Kecamatan Wedi berakhir sekitar pukul 12.00. Selanjutnya FKUB Klaten akan menuju Rakor dengan PKUB di Kecamatan Pedan.(ksd)
