BERITA KLATEN – Untuk uji coba pelaksanaan demplot, Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia menyelenggarakan bimtek para petani untuk peningkatan produksi komoditas tanaman pangan di Desa Burikan, Kecamatan Cawas, Klaten, Jawa Tengah, Minggu (29/05/2022).
Selain Dirjen Tanaman Pangan, turut hadiri pula Bupati Klaten Sri Mulyani, Kepala Distanbun Provinsi Jawa Tengah, Kepala Balai Besar PPMBTPH, Pakar dari STIH ITB, IPB, dan UGM, serta tamu undangan lainnya.
Bupati Klaten, Sri Mulyani dalam sambutannya menyampaikan Kabupaten Klaten telah melakukan beberapa program dari Kementerian Pertanian yaitu IP 400 dan penanaman 10.000 hektar tanaman kedelai. Selain itu, Kabupaten Klaten juga memiliki produk pertanian unggulan yaitu padi rojolele dengan dua varietas srinar dan srinuk. Sri Mulyani mengatakan kerjasama dengan UGM dan Kementan dalam penanaman kedelai di Kabupaten Klaten, Pemkab Klaten sangat optimis dapat mensukseskan kegiatan tersebut.
“Dengan kerjasama bersama UGM dan Kementan untuk menanam kedelai, Klaten akan berusaha mensukseskan kegiatan tersebut. Selain itu, Klaten juga akan mensukseskan program dari Kementan lainnya,” tutur Sri Mulyani.
Sri Mulyani juga mengatakan bahwa dengan pengenalan inovasi pupuk di Blitar yaitu Biosaka kepada petani diharapkan dapat diadopsi oleh Kabupaten Klaten sehingga masyarakat Klaten menjadi semakin maju, mandiri, sejahtera.
“Biosaka adalah inovasi yang sudah disukseskan di wilayah Kabupaten Blitar yang diharap dapat diadopsi di Kabupaten Klaten, sehingga ilmu yang sudah dilakukan di Blitar dapat ditiru, dan masyarakat Klaten mau mengikuti biosaka. Dengan inovasi ini pula semoga muncul terobosan baru sehingga Klaten dapat semakin maju, mandiri, sejahtera. Hal ini diharap juga dapat menambah semangat para petani karena telah disupport oleh pemerintah,”ujar Sri Mulyani.
Pada kesempatan yang sama, Dirjen Tanaman Pangan Kementan RI Suwandi, yang hadir secara langsung menyampaikan bahwa Kabupaten Klaten telah mengalami peningkatan di bidang pertanian yang sangat pesat.
“Kemajuan di Kabupaten Klaten sangat pesat, mulai dari produk padi unggulan srinuk, jagung tongkol tiga yang hanya ada di Klaten, lalu ada teknologi pakan ternak yang saya juga temukan di Klaten,” ungkap Suwandi.
Selanjutnya, Suwandi memperkenalkan kepada para kelompok tani tentang biosaka. Biosaka sendiri adalah salah satu sistem teknologi terbaru dalam perkembangan dunia pertanian organik modern yang terbentuk sebagai bio-technology (biologi-teknolgi). Ia menjelaskan biosaka terbuat dari rerumputan yang dicampur dengan air lalu dihancurkan. Setelah itu dapat langsung diaplikasikan di lahan untuk semua jenis tanaman. Untuk pemilihan rumput harus memakai rumput yang sehat yang tidak tercampur bahan kimia dan harus diketahui masa pertumbuhan rumput berada di fase vegetatif atau generatif.
“Biosaka ini terbuat dari rerumputan yang dicampur air lalu dihancurkan. Biosaka memiliki manfaat yang banyak yaitu, dapat mengefisien biaya produksi, membuat hama penyakit sedikit/ hilang, hasil panen lebih bagus, tanah menjadi lebih subur, harga hasil panen menjadi bagus, dan akhirnya petani mendapat untung yang besar. Ini baru uji coba, jadi penyuluh dapat ikut praktek secara langsung,” jelas Suwandi.
Terakhir, Suwandi menekankan bahwa biosaka tersebut adalah gratis yang di buat sendiri dari bahan alam dan tidak diperjualbelikan. Oleh karena itu, para petani diharapkan dapat memanfaatkan pelatihan tersebut sebaik mungkin agar kedepan dapat memetik hasil yang memuaskan.
“Barang ini (biosaka) hanya bisa di buat sendiri, gratis, bahannya dari alam dan kita gunakan untuk alam, jadi tidak diperjualbelikan dan tidak ada yang jual juga. Manfaatkan pelatihan dengan baik agar besuk kedepan hasil yang diperoleh juga memuaskan,” papar Suwandi menutup arahannya (ksd/rilis/diskominfo-klt)