KLATEN (BK). Budidaya pisang nampaknya akan ditekuni oleh Haji Moch Isnaeni setelah sukses menanam pisang di Bayat. Untuk mengembangkannya Haji Moch Isnaeni sudah menanam pisang di Dusun Semangkak, Desa Sekarsuli, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Haji Moch Isnaeni yang ditemui di lokasi kebun pisangnya Dusun Semangkak, Sabtu (28/5) menuturkan hal ikwal mengenai tanaman pisang yang ditanam lahan seluas 3 hektar. Bibit pisang yang ditanam di lahan seluas 3 hektar sejumlah 4.200 tunas pisang. Jenis tunas pisang menurut Haji Moch Isnaeni ada 3 jenis bibit pisang antara lain tunas pisang rojo, kepok kuning, dan jenis tunas pisang kulit tipis. Tunas-tunas pisang tersebut ditanam sejak tanggal 25 Nopember 2015 lalu. Jadi sampai sekarang sudah berumur kurang lebih 7 bulan. Dalam kurun waktu sekitar 6 bulan ada pohon pisang yang mulai montong jantungnya (tuntut Jawa).
Demikian diungkapkan Haji Moch Isnaeni pada kelompok tani, dan kelompok pengajian di Klaten yang datang ke lahan tanaman budidaya pisang untuk belajar atau membagi pengalaman secara dekat tentang budidaya pisang. Dengan lugasnya Haji Moch Isnaeni memaparkan pengalamannya menaman bibit pisang hingga masa panennya. Menurutnya menanam pisang prospeknya sangat menjanjikan. Karena buah pisang banyak mengkomsumsi. Apalagi jenis pisang rojo, bila musim mantu banyak orang yang membutuhkan.
Kepala Desa Sukarsuli Siswanto memberi apresiasi pada Haji Moch Isnaeni yang telah memanfaatkan lahan untuk budidaya pisang. Siswanto menyatakan budidaya pisang yang dilakukan oleh Haji Moch Isnaeni yakin akan berhasil. Siswanto sepulang dari dinas kantor menyempatkan menengok lahan tanaman budidaya pisang milik Haji Moch Isnaeni. Selain Kades Siswanto, Kyai Haji Susilo dan sejumlah kelompok tani, dan kelompok pengajian juga memberi apresiasi baik pada Moch Haji Isnaeni.
Menyinggung pemasarannya, menurut Haji Moch Isnaeni pemasaran lokal pisang di Yogyakarta dan Klaten. Permintaan akan pisang sekarang sudah banyak, tetapi sementara hasil panen pisang masih sedikit. Ini sehubungan dengan matangnya (masa panen) pisang tidak secara serentak. Tetapi diyakini prospek ke depan secara ekonmis budidaya pisang amat menjanjikan. (ksd)