BERITA KLATEN – Umat Katolik mengikuti ibadat Jumat Agung untuk merenungi pengorbanan Tuhan Yesus yang sampai mati di salib.
Demikian diungkapkan oleh Romo Aloysius Gonzaga Luhur Prihadi Pr dalam kotbahnya ketika memimpin ibadat Jumat Agung yang pertama di Gereja Katolik Santa Perawan Maria (SPM) Bunda Kristus Paroki Wedi, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Jumat (15/3/2022). Tuhan Yesus yamg secara totalitas berkorban sampai mati di kayu salib karena kasih pada umat manusia yang tak terbatas.
Tuhan Yesus yang mendunia adalah misteri kehadiran Allah karena kasihNya yang besar dan nyata dilihat dan dirasa oleh manusia ketika Tuhan Yesus ditangkap, dianiaya hingga mati kayu salib.
Merenungi pengorbanan Yesus Kristus yang totalitas bagi umat manusia agar selamat, Romo AG Luhur Prihadi mengajak umat Katolik Paroki Wedi juga bertobat, dan taat menjalani jati diri sebagai umat Katolik. Romo AG Luhur Prihadi berpesan jadi orang Katolik taat beribadat, ke gereja jangan hanya Natal dan Paskah (Napas) saja, tetapi tiap hari Minggu rajin ke gereja. Dalam praktek hidup sehari-hari mau berkorban untuk orang lain yang membutuhkan pertolongan. Pertobatan umat Katolik adalah mengikuti Tuhan Yesus yang mati di salib.
Umat Katolik yang mengikuti ibadat Jumat Agung pertama yang dimulai pukul 15.00 cukup banyak. Umat Katolik mengikuti ibadat Jumat Agung taat prokes memakai masker, dan mencuci tangan pada kran air yang disediakan di halaman Gereja Katolik SPM Bunda Kristus Paroki Wedi, Klaten. Ibadat Jumat Agung di Gereja Katolik Paroki Wedi diselenggarakan sebanyak 3 kali. Menurut Romo AG Luhur Prihadi ibadat Tri Hari Suci (Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Malam Paskah) diselenggarakan tiga kali.
Untuk pengamanan selama ibadat Tri Hari Suci adalah dari TNI/Polri, dan dibantu satuan tugas (Satgas) intern Gereja Katolik Wedi. Situasi selama pelaksanaan ibadah Tri Hari Suci di Gereja Katolik Wedi aman kondusif dan lancar.(ksd)
