BERITA KLATEN-Tradisi kirab adat budoyo suro di Dukuh Pandanan, Desa Soropaten, diikuti kurang lebih 3000-an orang, Minggu (16/9/2018). Tradisi adat tersebut menjadi ikon bagi warga di Desa Soropaten, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Kegiatan nguri-nguri budaya adat Bulan Suro di Desa Soropaten diadakan kirab. Dalam kirab budaya adat Suro diikuti puluhan kesenian, dan juga arakan gunungan apem dari Jatinom, kirab gunungan, kirab prajuri Kraton Surakarta, kirab kerbau dari Kraton Surakarta. Kirab gunungan berupa sayuran, dan buah-buahan. Kemudian kirab kesenian antara lain reyog, drumband, tarian gambyong, sholawatan, dan kesenian lainnya.
Sebelum kirab tradisi budaya adat Suro, dialakukan seremonial. Sri Nugroho selaku Ketua Panitia Kirab Adat Budoyo Suro di Dukuh Pandanan, Desa Soropaten, dalam sambutannya antara lain mengungkapkan tradisi kirab adat budaya Suro sudah berjalan lama, sejak tahun 1929. Tradisi budaya yang turun-temurun. Diungkapkan juga setiap kirab adat Suro juga ada pentas wayang kulit mengambil cerita atau lakob Barata Yuda. Tempatnya di Bangsal Sri Sida Mulya, yang belakang bangsal ada pemakaman Sri Sida Mulya. Menurutnya di pemakaman tersebut pernah dikunjungi oleh Presiden Soekarno, dan raja dari Surakarta. Di Makam Sri Sida Mulya itu ada makam tokoh bernama Kyai Karso Rejo.
Dalam kegiatan Kirab Adat Budaya Suro nampak hadir rombongan Bupati Klaten Hj Sri Mulyani. Dalam sambutannya Hj Sri Mulyani mengungkapkan agar kegiatan kirab adat budaya Suro ini terus dilestarikan. Sri Mulyani memerintahkan dinas yang terkait mendukung kegiatan tradisi budaya adat Suro ini. Ini menjadi sarana untuk memajukan Kabupaten Klaten yang mandiri, dan mampu berdaya saing.
Setelah menyampaikan sambutan, kemudian Bupati Klaten Hj Sri Mulyani memberangkatkan kirab adat budoyo Suro dari Bangsal Sri Sida Mulya dengan ditandai memukul gong sebanyak 5 kali. Kirab adat budaya Suro mengelilingi Dukuh Pandanan sejauh kurang lebih 2 kilo meter kembali di Bangsal Sri Sida Mulya. (ksd)