Search

Mahasiswa UIN Jogyakarta Dampingi Generasi Muda Kwaren Bermedsos Yang Bijak

BERITA KLATEN – Selama 45 hari sejumlah 10 mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Jogyakarta menjalani kuliah kerja nyata di Desa Kwaren, Ngawen, Klaten, Jawa Tengah kegiatannya juga mendampingi generasi muda agar bermedsos yang bijak.

Menariknya kegiatan pendampingan untuk generasi muda, juga melibatkan ibu-ibu setempat,  dan pemerintah desa dalam program literasi bijak bermedia sosial (medsos).

Program pendampingan itu juga  meliputi kegiatan bimbingan belajar anak, lomba futsal remaja, pengajian, dan tentunya juga ceramah bijak bermedia sosial.

Acara ceramah yang dilaksanakan di Balai Serba Guna Desa Kwaren hari Jumat (19/8/2022) yang dihadiri ibu-ibu dewasa itu juga mengundang pembicara Joko Priyono selaku Sub Kordinator Layanan Informasi dan Statistik Dinas Kominfo Kabupaten Klaten.

Ketua mahasiswa KKN di Desa Kwaren Abu Sahid Sapta Nugraha, disela-sela acara ceramah mengatakan  kelompoknya fokus mendampingi anak dan remaja desa, khususnya dalam mengisi waktu luang.

“Waktu yang banyak bagi anak untuk bermain hand phone (HP) sehingga membuat anak malas bergerak. Apalagi saat ini teknologi membuat segalanya jadi mudah. Termasuk dalam akses informasi,” tutur Sahid.

Sahid, mahasiswa UIN Jogyakarta semester enam jurusan Ilmu Tata Negara mengusulkan agar melibatkan pemerintah setempat agar mengawasi atau memantau generasi muda saat ini lebih dewasa dalam bermedia sosial.

“Kami sengaja mengundang Dinas Kominfo terkait penggunaan gadget bagi anak. Ibu-ibu juga diundang agar juga mengawasi anak-anak yang main gadget. Ada 50 ibu-ibu yang diundang. Kalau  anak yang diundang mungkin tidak efektif,” ungkap Sahid menjelaskan.

Agenda acara yang juga dihadiri Kades Kwaren Suratman, perangkat Desa Kwaren, dan Sekretaris Kecamatan Ngawen Hariyadi, Joko Priyono juga menekankan pentingnya pada diri anak dibangun konsep jati diri yang kuat. Hal itu tidak jauh dari falsafah para pendiri bangsa untuk membangun jiwa.

“Ada syair penuh hikmah dalam lagu Indonesia Raya itu. Para pendiri bangsa seolah ingin berpesan, kalau bangsa ini ingin kuat dan hebat, maka yang dibangun dulu adalah jiwanya. Itu adalah membangun konsep jati diri,” terang Joko.

Terkait tip membangun konsep jati diri itu, pria lulusan Ilmu Komunikasi, Fisipol UNS Surakarta 2004 itu mengajak para orang tua lebih dekat dengan anak.

“Saat anak mau tidur adalah momen yang tepat membisikan nilai kebaikan. Misalnya ditanyakan kepada anak tentang cita-citanya. Cita-cita itu yang terus dingiangkan setiap saat. Tugas orang tua mengingatkan, mendampingi dan mendoakan. Selanjutnya serahkan pada yang kuasa adalah Tuhan,” pungkasnya.

 

Penulis: Joko Priyono

Editor: ksd

Cloud Hosting Indonesia

Tinggalkan Komentar