KLATEN (BK). Sekitar 50-an orang Mahasiswa Universitas Widyadharma (Unwidha) Klaten menyampaikan keprihatinannya pada Pemeritah Kabupaten Klaten mengenai sampah, narkotika, dan kekerasan anak. Mahasiswa Unwidha berunjuk rasa di halaman Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten, Jawa Tengah, Rabu (1/6) siang.
Mahasiswa Unwidha Klaten di bawah koordinator Joko Ari Wibowo di halaman Pemkab Klaten melakukan orasi mengenai perhatiannya pada masalah sampah, narkotika, kekerasan seksual pada anak di bawah umur. Akhir-akhir ini masalah sampah, narkotika, dan kekerasan seksual menjadi perhatian para mahasiswa Unwidha Klaten. Permasalahan sampah yang belum selesai dipertanyakan para pengunjuk rasa. Termasuk kekerasan seksual anak di Jatinom dan kasus narkotika di Kabupaten Klaten juga dipertanyakan sudah sejauh mana penanganannya.
Para mahasiswa Unwidha Klaten yang melakukan unjuk rasa secara teratur berdiri di halaman Pemkab Klaten. Mereka membawa spanduk-spanduk antara lain bertuliskan Mahasiswa Unwidha Peduli Sampah, Narkotika, Kekerasan Anak, juga ada tulisan Stop Kekerasan Seksual Pada Anak, serta Klaten Darurat Sampah, dan spanduk yang bertulisan lainnya. Semuanya menunjukan keprihatinan pada permasalahan yang terjadi di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Tiga orang mahasiswa Yoga, Joko Susilo, dan Yanuar bergantian menyampaikan orasi mengenai permasalahan sampah, narkotika, dan kekerasan pada usia anak.
Kedatangan para mahasiswa Unwidha Klaten yang melakukan unjuk rasa di halaman Pemkab Klaten diterima Asisten I Bupati Bambang Sigit, dan Staf Ahli Bupati dr Ronny Rukmito. Bambang Sigit menanggapi apa yang disampaikan oleh para mahasiswa mengenai sampah, narkotika, dan kekerasan anak. Tentang pembuangan akhir (TPA) sampah, akan diolah di Desa Troketon, Kecamatan Pedan. Tanah yang disediakan oleh Pemkab Klaten untuk TPA seluas 3 hektar. Di TPA Troketon sampah akan diolah. Untuk sementara ini pembuangan sampah di Desa Jogoprayan, Kecamatan Gantiwarno. Sampah di Jogoprayan setelah penuh ditimbun. Selain TPA di beberapa desa, seperti Desa Nglinggi, Klaten Selatan, Desa Towangsan Kecamatan Gantiwarno, Desa Pandes Kecamatan Wedi, dan lainnya sudah ada bank sampah. Di tempat-tempat bank sampah sudah dilakukan pengolahan sampah untuk membuat pupuk organik.
Mengenai narkotika Pemkab Klaten bersama masyarakat sepakat memerangi narkotika. Apel memerangi narkotika sudah dilakukan beberapa bulan lalu di Alun-alun Klaten. Banyak yang hadir, para pejabat, ormas pemuda, maupun masyarakat menanda tangani di kain panjang. Kemudian pelaku narkotika yang sudah ditangkap oleh aparat polisi.
Kemudian masalah kekerasan pada anak sudah ada peraturan daerah (Perda) Perlindungan Anak. Anak-anak yang mengalami kekerasan seksual sudah didampingi. Agar jangan terjadi kekerasan pada usia anak menjadi tanggung jawab seluruh elemen masyarakat. Bukan hanya aparat saja. Tetapi perlindungan anak menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat.
Para mahasiswa setelah mendengarkan tanggapan dari Bambang Sigit, kemudian memainkan teatrikal di halaman Pemkab Klaten. Para pejabat dan petugas keamanan dari Polres Klaten, Satpol PP Klaten, dan lainnya menyaksikan teatrikal para Mahasiswa Unwidha yang melakukan unjuk rasa. Setelah selesai memainkan teatrikal para Mahasiswa Unwidha membubarkan diri dengan tertib. Para petugas keamanan berjaga selama dilakukan unjuk rasa di halaman Pemkab Klaten. (ksd)