BERITA KLATEN – Pemerintah Desa (Pemdes) Birit, Kecamatan Wedi, Klaten, Jawa Tengah, memugar sekalian meresmikan Pamidangan Petilasan Desa Birit pada malam Jumat Kliwon di bulan Jawa Sura yang jatuh pada hari Kamis, 11 Juli 2024. Kegiatan peresmian tersebut bertepatan diselenggarakan Gelar Budaya Desa Birit di halaman Sekolah Dasar (SD) Negeri Birit.
Kepala Desa Birit Haryono dalam sambutannya yang menggunakan Bahasa Daerah (Jawa) terjemahannya antara lain, Haryono mengucapkan terima kasih atas kehadirannya warga Desa Birit dan tamu undangan yang terdiri dari perwakilan pejabat Kecamatan Wedi, para ketua lembaga Desa Birit, dan warga Desa Birit yang hadir. Tidak ketinggalan Sudibyo Korwil Pendidikan Kecamatan Wedi, Kepala SD Negeri Birit, para guru TK Pertiwi Birit juga hadir.
Selanjutnya, Haryono menyampaikan diadakannya kegiatan Kamis (11/7) malam Jumat Kliwon juga ada Gelar Budaya Desa Birit dan Peresmian Pamidangan Petilasan Desa Birit setelah dipugar. Harapannya Pemerintah Desa Birit semoga warga masyarakat Desa Birit selalu mengingat sejarah adanya Pamidangan sebagai petilasan adanya Desa Birit. Selain itu Kades Haryono berharap warga masyarakat Desa Birit selalu dalam lindungan oleh Gusti Allah, dan selalu diberi rezeki setiap harinya.
Kepala Desa (Kades) Birit Haryono, ketika diwawancarai wartawan mengungkapkan Pamidangan merupakan tempat persinggahan orang pertama ada hubungan darah biru ialah Kyai dan Nyai Cembirit yang akhirnya menjadi petilasan nama Desa Birit. Dijelaskan oleh Haryono Kyai dan Nyai Cembirit adalah anak buah Pandanaran yang sudah lama tinggal di Birit. Namun kemudian pindah ke Jeblok, Kajoran, dan dimakamkan di dusun Jeblok. Pemugaran Pamidangan Desa Birit dimulai pada bulan Maret 2024 lalu.
Selanjutnya, pada perkembangan jaman waktu dulu banyak orang mempunyai keyakinan bila anaknya atau keluarganya ada yang sakit dibawa ke Pamidangan mohon kesembuhan. Banyak punya nadar bila sakitnya sembuh akan nanggap cokekan atau ledek di Pamidangan yang lokasinya dekat di Balai Desa Birit sekarang ini.
Dikaitkan dengan pentas gelaran budaya seni Laras Madya, berhubung Kyai dan Nyai Cembirit mempunyai keyakinan agama Islam maka pada Kamis malam Jumat Kliwon di bulan Jawa Sura ini ditampilkan seni Laras Madya Suko Reno pimpinan Suyatno, yang bernafas Islami. Kegiatan ini setelah diresmikan Pamidangan dengan dipasangannya Prasasti maka setiap bulan Jawa Sura pada hari Kamis malam Jumat Kliwon akan diadakan selamatan di Pamidangan. Ini diprakarsai oleh Pemdes Birit bersama warga masyarakat Desa Birit.
Setelah prosesi arakan peletakan Prasasti peresmian Pamidangan, Suyanto tokoh masyarakat Desa Birit yang tua menyampaikan sekapur sirih mengenai sejarah adanya Desa Birit dan Pamidangan yang menjadi patilasan Birit.
Ketika Suyanto menyampaikan sekapur sirih mengenai adanya Desa Birit dan Pamidangan para hadirin yang dominan berpakaian bernuansa Jawa (Kejawen) mendengarkan penuh perhatian.
Ketua Panitia Gelar Budaya Desa Birit dan Peresmian Pamidangan Patilasan Birit Ahmad yang menjabat Sekdes Birit, pada wartawan mengatakan sebelum dilaksanakan gelar inti acara sore hari didahului gelar pra acara, ialah penampilan Drum Band dan Pentas Tari oleh para siswa SD Negeri Birit. Penampilan Drum Band dan Pentas Tari para siswa SD Negeri Birit cukup meriah. Hal itu cukup menghibur bagi masyarakat Desa Birit.(ksd)