BERITA KLATEN – Kepala Kantor Wilayah ( Kakanwil ) Kementerian Agama ( Kemenag ) Provinsi Jawa Tengah Musta’in Ahmad mengatakan bahwa implementasi terkait Moderasi beragama merupakan ikhtiar membangun kerukunan, membangun jalan tengah, menghargai orang lain dan pandangannya, membangun dialog dan komunikasi, saling memberi dan berbagi, tidak merasa diri lebih dari yang lain, dan sebagainya.
Hal itu disampaikan Kepala Kantor Wilayah ( Kakanwil ) Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah Musta’in Ahmad di Kantornya Senin ( 13/11/2023) terkait akan dilaksanakannya sarasehan kerukunan umat beragama tingkat RT di Desa Jetis Kecamatan Klaten Selatan, Kabupaten Klaten, Jateng, yang diinisiasi oleh Kanwil Kemenag Jateng bertempat di Balai Desa setempat, Jumat ( 17/11/2023 ) yang akan datang.
Menurut Musta’in kunci terjalinnya kerukunan umat beragama adalah dengan membangun sinergitas dengan berbagai pihak, ada komunikasi dan koordinasi, sehingga akan terjalin kerukunan antar umat beragama dan bisa saling komunikasi dan memahami perbedaan satu sama lainnya.
Kepala Desa Jetis Klaten Selatan Mulyatno, SH mengemukakan sarasehan kerukunan umat beragama bertujuan sebagai sarana silaturrahmi dan dialog umat beragama, penguatan peran tokoh agama dalam memelihara kerukunan antar umat beragama, serta sebagai langkah antisipasi terhadap timbulnya konflik antar umat beragama.
“Saresehan diikuti Sie kerukunan umat beragama ( KUB ) tingkat RT, pengurus Paguyuban Kerukunan Umat Beragama ( PKUB ) Desa Jetis, PKUB Kecamatan, Forum Kerukunan Umat Beragama ( FKUB ) Kabupaten Klaten, dan perangkat Desa Jetis Kecamatan Klaten Selatan,” katanya.
Sementara itu Ketua FKUB Kabupaten Klaten KH.Syamsuddin Asyrofi memberikan apresiasi dan terima kasih telah memberikan kepercayaan FKUB dan PKUB Klaten menjadi rollmodel merawat kerukunan di masyarakat.
“Para tokoh lintas agama adalah para figur yang menjadi contoh di masyarakat untuk membangun dan merawat kerukunan umat beragama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di era adaptasi kebiasaan baru. Peran tokoh agama dan tokoh masyarakat diharapkan mempunyai sikap uswatun hasanah/keteladanan, pembinaan intern agama perlu diintensifkan dalam memupuk jiwa yang agamis,” katanya.
Dikatakan sosialisasi, sinkronisasi konsolidasi intern agama perlu mendapat dukungan dari tokoh agama. Kepedulian kepada dhuafa perlu ditingkatkan sehingga dapat mengurangi kesenjangan.
“Tokoh agama sebagai motor kehidupan senantiasa menanamkan kepekaan ukhuwah dan membangun kebersamaan dalam merawat kerukunan di masyarakat” pungkasnya.
Penulis: Moch.Isnaeni
Editor: ksd