WEDI (BK). Tradisi Jawa pada bulan Ruwah menjadi momentum untuk menghormati para leluwur yang telah meninggal. Pada kesempatan ini dimanfaatkan untuk berkumpul silaturahmi bagi Trah Wongso Widayan di rumah Bude Samsiyem Sandugi, di Desa Rejoso, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Minggu (22/5).
Trah Wongso Widayan merupakan keturunan dari leluwur Mbah Wongso Widoyo yang tinggal di Dusun Kahuman, Desa Kalitengah, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten. Silaturahmi di bulan Jawa Ruwah ini bagi Trah Wongso Widayan baru memasuki tahun ke-2. Kesepakatan bagi putra-putri, dan para cucu keturunan Mbah Wongso Widoyo pertemuan silahturahmi tiap Bulan Ruwah menjadi media perekat bagi para putra-putri maupun cucu-cucu dari Mbah Wongso Widoyo.
Salah seorang putra Mbah Wongso Widoyo yang sampai sekarang masih sehat adalah Dadiyo. Dalam pesannya setiap ditemui di rumah keprabon warisan Mbah Wongso Widoyo di Dusun Kahuman, Desa Kalitengah, Kecamatan Wedi, Dadiyo mengatakan agar keturunan Mbah Wongso Widoyo dalam suasana rukun. Maka ia menghendaki agar dibentuk pengurus Trah Mbah Wongso. Tujuannya agar ada jalinan komunikasi yang tidak putus sampai akhir jaman. Ajakan ini akhirnya diterima para cucu-cucu Mbah Wongso.
Putra bungsu Mbah Wongso Widoyo Dadiyo, dan cucu tertua Mbah Wongso Widoyo bernama Siswanto, sepakat membentuk Trah Wongso Widayan pada bulan Ruwah, tepatnya hari Minggu, tanggal 14 Juni 2015 lalu di rumah Dusun Kahuman, Desa Kalitengah, Kecamatan Wedi. Pada hari dan tanggal itulah langsung dibentuk pengurus. Salah satu ketua adalah Harjanto, sekretaris Ari Marjoko, serta bendahara Eri Guntar Yuniarto. Tujuan dibentuk Trah Wongso Widayan untuk menjalin ngraketke (kedekatan) paseduluran/persaudaraan yang masih ada hubungan darah.
Dalam pertemuan ke-2 di rumah Bude Samsiyem Sandugi suasana nampak lebih akrab dan terasa semarak. Apalagi dihibur dengan nyanyian-nyanyian oleh cucu-cucu Mbah Wongso dengan diiringi kepiawian Janto dalam memainkan keyboard. “Suasana akrab agar terus diciptakan dalam Trah Wongso Widayan ini. Ciptakan jangan sampai mengelompok dalam berkumpul. Semua agar membaur dalam satu kesatuan Trah Wongso Widayan,”ungkap salah seorang cucu menantu Mbah Wongso Widoyo Hari yang tinggal di Cibubur. Harapan bagi bersama Trah Wongso Widayan untuk selalu kompak dapat terus berlanjut. Dalam kesempatan momentum bulan Ruwah ini para cucu Mbah Wongso Widoyo melakukan ziarah di makam para leluwur trah Wongso Widayan.(ksd)