BERITA KLATEN – Paguyuban Karawitan Dwijo Laras Iromo di bawah binaan Korwil Pendidikan Kecamatan Jogonalan berhasil menduduki juara 1 festival karawitan Kecamatan Jogonalan di halaman Kantor Kecamatan Jogonalan, Sabtu (1/9/2018)
Festival karawitan di tingkat Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah ini merupakan penyelenggaraan festival kali pertama. Festival karawitan tersebut diikuti 7 paguyuban karawitan. Dari 7 paguyuban karawitan adalah Paguyuban Tunggal Raos Desa Gondangan, Paguyuban Laras Iromo Desa Rejoso, Paguyuban Karawitan Merdeka Desa Ngering, Paguyuban Laras Ati Desa Pakahan, Paguyuban Karawitan Dwijo Laras Iromo Korwil Pendidikan Jogonalan, Paguyuban Karawitan Raharjo Laras Desa Plawikan, dan Paguyuban Karawitan Ciptoning Desa Dompyongan.
Dari hasil penilaian dewan juri, yang berhasil menggondol juara 1 adalah Paguyuban Karawitan Dwijo Laras Iromo Korwil Pendidikan Jogonalan, mendapat nilai 1275. Juara 2 diraih oleh Paguyuban Karawitan Tuanggal Raos Desa Gondangan, mendapat nilai 1245. Selanjutnya juara 3 jatuh pada Paguyuban Karawitan Laras Iromo Desa Rejoso, mendapat nilai 1160. Untuk juara 1 dapat uang sebesar Rp 3.500.000,- juara 2 dapat uang Rp 2.500.000,- dan juara 3 dapat uang sejumlah Rp 1.500.000,-. Menurut ketua panitia festival karawitan Kecamatan Jogonalan Sumantri, semua peserta festival karawitan mendapat hadiah uang yang besarannya beragam. Urutan berikutnya adalah Paguyuban Karawitan Ciptoning Desa Dompyongan memperoleh nilai 1080, Paguyuban Karawitan Laras Ati Desa Pakahan dapat nilai 1040, Paguyuban Karawitan Raharjo Laras Desa Plawikan, dan urutan ke-7 Paguyuban Karawitan Merdeka dari Desa Ngering.
Dalam kesempatan mengumumkan hasil kejuaraan festival karawitan Kecamatan Jogonalan, salah seorang juri Sigit Waluyo mengungkapkan terima kasih pada Pemerintah Jogonalan betul-betul mau melestarikan kebudayaan karawitan dengan kegiatan festival karawitan. “Kesenian karawitan mesti dilestarikan, jangan sampai orang Jawa yang mempunyai kesenian karawitan malah suatu saat nanti belajar ke luar negeri,”tutur Sigit Waluyo. Menurutnya kriteria penilaian festival karawitan adalah kerampakan, keharmonisan, dan penampilan.
Salah seorang anggota Dewan Kesenian Kabupaten Klaten Sumarsana yang tinggal di Desa Gondangan, Jogonalan mengungkapkan diselenggarakannya festival karawitan adalah untuk menyelamatkan budaya, antara lain karawitan, pakeliran (wayang kulit), dan ketoprak. Sumarsana yang menjadi pimpinan Sanggar Bandung Bondowoso berkomitmen untuk menjaga kelestarian budaya Jawa.
Koordinator Wilayah Pendidikan Kecamatan Jogonalan Sugeng Irianto mengungkapkan merasa senang dengan adanya festival karawitan ini. Karena nguri-uri budaya Jawa salah satunya dengan mengadakan even festival ini. Dengan menyelenggarakan even festival karawitan mengembangkan budaya Jawa. Ini merupakan festival yang kali pertama diselenggarakan. Semoga kedepan akan terus diadakan festival karawitan untuk upaya melestarikan budaya Jawa.
Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Jogonalan Seniwati, dalam sambutannya antara lain mengungkapkan dalam festival karawitan mempunyai tujuan untuk nguripke, ngurubke, dan ngirapke. Tiga kata ini mempunyai makna untuk mengusahakan seni budaya karawitan terus dihidupkan, disemangati, dan dilestarikan atau dikembangkan. Penilaian agar obyektif untuk tim juri didatangkan dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Para juri antara lain Bambang Siswanto, Sri Suparsih, dan Sigit Waluyo. (ksd)