BERITA KLATEN (BK) – Pasar Wedi di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, sejak dini hari sudah ramai pedagang melakukan transaksi. Para bakul yang ingin kulakan juga banyak yang datang di Pasar Wedi.
Berita Klaten ketika memantau Pasar Wedi, Jumat (24/3) sejak pagi hari para pedagang yang melakukan transaksi jual beli cukup sibuk. Banyak pedagang atau bakul yang datang dari luar Wedi, bahkan dari luar Kabupaten Klaten.
Pedagang sayuran banyak datang dari daerah Magelang, Salatiga, dan dari wilayah pegunungan yang banyak menghasilkan tanaman sayuran. Para bakul ketengan yang berjualan sayur-sayuran dengan menggunakan sepeda motor banyak dari luar Wedi. Mereka yang sebagian besar para pemuda laki-laki dini hari sudah kulakan berbagai sayuran untuk dijual berkeliling di berbagai wilayah kecamatan di Kabupaten Klaten. Ketika para pemuda yang jualan atau bakulan sayuran sudah rampung kulakan, kemudian mereka menata barang dagangannya. Pada saatnya pagi hari kemudian mereka berkeliling menjajakan sayuran dagangannya.
Pasar Wedi setelah dibangun beberapa tahun lalu, perkembangannya semakin menggeliat. Banyak pelaku ekonomi pasar dari luar Klaten yang datang di Pasar Wedi. Setiap hari saat waktu masih pagi buta pedagang sudah banyak yang berjualan di pinggir jalan Pasar Wedi. Mulai pagi hari Pasar Wedi di bagian selatan dan bagian tengah sudah banyak pedagang maupun orang yang belanja. Kegiatan untuk menggerakkan perekonomian di Pasar Wedi setiap hari berlaku selama 24 jam. Sejak sore hari hingga pada tengah malam jelang dini hari banyak pedagang lesehan maupun angkringan. Pada dini hari para pedagang sayuran mulai berdatangan, hingga pagi sampai sore hari bagi para pedagang beraktifitas di pasar. Siklus pergerakan kegiatan perekonomian yang akan terus berlanjut sepanjang masa. Seorang wanita yang tinggal di dekat Pasar Wedi Dwi Oktavia mengaku merasa senang belanja pada pagi hari. Ia membeli atau belanja sayur dari pedagang yang dari luar Klaten. Membeli sayur langsung dari pedagang harganya lebih murah. “Saya belanja sayur langsung pada pedagang yang dari luar kota harganya lebih murah dibanding dengan beli pada bakul,”ujar Dwi Oktavia. (ksd)