Search

Pembebasan ABK Bayu Oktavianto Disambut Suka Cita

DELANGGU (BK). Salah seorang anak buah kapal (ABK)  Brahma 12 Bayu Oktavianto yang disandara kelompok Abu Sayyaf, setelah sampai  di rumah, di Dukuh Miliran,  Desa Mendak, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah,  disambut suka cita oleh  orang tuanya dan  saudaranya, Selasa (3/5).

Bayu Oktavianto ketika sampai di rumah bersama ayahnya Sutomo, sekitar pukul 11.00 langsung disambut penuh rasa suka cita oleh saudara-saudaranya  dan warga tetangga sekitar rumahnya.  Sebagai orang  Jawa  yang masih menjunjung tinggi tradisi/budaya Jawa, orang tuanya langsung memandikan Bayu Oktavianto. Bayu Oktavianto raut mukanya nampak berseri  dan tidak ada rasa tertekan.  Dengan dibebaskannya Bayu oleh para penyandra orang tuanya  akan melakukan syukuran.

Dalam kesempatan diwawancarai  para wartawan  di rumahnya, Bayu Oktavianto yang didampingi  oleh ayahnya dan pakdenya, Bayu menuturkan ketika bersama teman-temannya disandra oleh kelompok Abu Sayyaf mereka  diperlakukan baik-baik. Kronologi penyandraan, menurut Bayu,  ketika dari jauh   ada kapal Bayu lalu meneropong. Dari teropong terlihat kapal mendekat menuju Kapal Brahma 12. Kemudian Bayu  lapor pada perwira jaga.  Setelah  kapal kelompok Abu Sayyaf dekat kemudian minta galon air. Selanjutnya mereka sebanyak  14 orang berpakaian seragam melakukan penyandraan ABK Kapal Brahma 12 sekitar pukul 09.00. Selanjutnya  pada malam hari ABK disuruh turun dari kapal Brahma 12.

Selama  dalam penyandraan  kesempatan makan bila kelompok Abu Sayyaf sedang makan. Ketika penya para sandra juga  diberi makan. Makanan yang diberikan berupa nasi yang dibungkus pakai daun pisang dan makanan kupat.   Tempat melakukan sandra  menurut Bayu berubah-rubah tempatnya.  Bila dipindahkan ke suatu tempat lain mata  para sandra ditutup.  Sehingga  tidak  tahu tempat di mana pindah.  Perasaan Bayu Oktavianto merasa takut,  dan pasrah saja.

Kelompok Abu Sayyaf, menurut Bayu  juga  mengancam keselamatan jiwa Bayu dan teman-temannya  yang disandra. Ancaman kelompok Abu Sayyaf adalah agar mendapat tebusan. Bila perusahaan tidak mau  membayar  tebusan maka  kepala para ABK   akan dipenggal kepala.

Bayu Oktavianto didampingi saudaranya beserta ayahnya  di sebelah kanannya (tidak kelihatan)  ketika diwawancarai para wartawan. (p.kus)
Bayu Oktavianto memakai baju warna biru didampingi saudaranya beserta ayahnya di sebelah kanannya (tidak kelihatan) ketika diwawancarai para wartawan di depan rumahnya. (p.kus)

Waktu ABK  Brahma 12  dilepaskan  di suatu tempat  dan ditempatkan di rumah  pejabat Gubernur di Philipina bagian selatan  Bayu Oktavianto dan teman-temannya tidak tahu kalau dilepaskan. Pikiran  yang ada dibenak Bayu hanya pasrah saja.

Menjawab pertanyaan wartawan mengenai tindak selanjutnya, Bayu tetap akan bekerja  sebagai pelayar.  Karena pekerjaan sebagai pelayar yang digelutinya merupakan profesinya.  Ayah Bayu Oktavianto, Sutomo, tetap memberi kebebasan bagi Bayu  untuk bekerja  di pelayaran.

Sebelum Bayu Oktavianto sampai  di rumah  para perangkat Desa Mendak dan aparat keamanan  sudah berada  di rumah Bayu. Puluhan tentara dan polisi berjaga-jaga di Dukuh  Miliran, Desa Mendak. Kapolsek Delanggu AKP Redy dan Danramil Delanggu juga datang di rumah Bayu Oktavianto. (ksd)

Cloud Hosting Indonesia

Tinggalkan Komentar