KLATEN (BK). Sekolah sungai merupakan kegiatan kali pertama di Indonesia yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah di kompleks Kantor Pemkab Klaten, Jumat s/d Minggu (1-3 April). Sekolah sungai diikuti sebanyak 300 peserta terbagi 4 gelombang.
Pembukaan sekolah sungai dilaksanakan di Pendopo Pemkab Klaten, Jumat (1/4) malam. Dalam pembukaan tersebut dihadiri Bupati Klaten Hj Sri Hartini dan perwakilan pejabat Muspida Klaten, juga hadir Sekretaris Daerah Klaten Joko Sawaldi, dan pejabat Setda Klaten lainnya. Para nara sumber sekolah sungai dan 300-an relawan nampak hadir dalam pembukaan tersebut.
Memasuki materi sekolah sungai hari Sabtu (2/4) pembicara dari Basarnas Jawa Tengah Agus Haryono, antara lain mengatakan tugas SAR bila terjadi bencana atau kecelakaan adalah menolong, menyelamatkan, dan evakuasi ke tempat yang aman. Untuk masuk menjadi anggota SAR, karena tugas SAR yang berat maka calon anggota baru perlu mengikuti pendidikan dasar yang penuh tantangan. Dan anggota / tim SAR perlu memahami tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK). Adanya kegiatan sekolah sungai di Klaten, Agus Haryono memberi dukungan dan apresiasi.
Nara sumber Profesor Suratman yang menjabat wakil Rektor UGM, asli dari Kalikotes, Klaten antara lain ia mengungkapkan air sungai mesti dikelola dengan benar. Air yang mengalir dari Gunung Merapi merupakan air yang baik. Karena itu Klaten mendapat berkah air dari Merapi. Dalam filosofi bumi ia mengatakan, langit adalah sumber iklim, bumi sarang air, laut wadah air, sungai urat air, dan hutan adalah penangkap air. Maka makna air diungkapkan air untuk kehidupan, sungai merupakan halaman bermain, laut adalah rumahku, dan air di dunia harus untuk kehidupan.

Maka ajakan Profesor Suratman tahun 2030 Klaten sudah mengelola dapat sungai yang penuh berkah. Air sungai kembali bening yang penuh pesona. Para relawan mesti memahami Tuhan yang telah mencintai umat manusia dengan menciptakan air untuk kehidupan umat manusia. Maka relawan harus mencintai air agar dikelola dengan baik. Sampah tempatnya bukan di sungai, namun sampah dapat diberdayakan yang dapat menghasilkan uang.
Penyelenggara sekolah sungai dilakukan oleh lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Klaten, ialah BPBD, PU, BLH, dan Pariwisata. Salah seorang panitia sekolah sungai Arif mengatakan kegiatan sekolah sungai juga ada praktek lapangan di Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo pada Minggu (3/4) siang. Peserta sekolah sungai akan diajak melihat langsung di Desa Ponggok. Pembicara lainnya ialah Dr Ing Ir Agus Maryono juga dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, yang akan menyampaikan dasar-dasar pengelolaan sungai. (ksd)