BERITA KLATEN – Menghadapi ujian sekolah berstandar nasional (USBN) dan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) siswa kelas 9 Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Jogonalan melakukan doa bersama di halaman sekolahnya dan dilanjutkan mohon doa restu pada orang tuanya, Jumat (29/3/2019) pagi tadi.
Dalam doa bersama para siswa didampingi para guru wali kelas 9, serta Kepala SMP Negeri 1 Jogonalan Endah Sulistyowati. Sebelum masuk doa diawali motivasi pada siswa oleh Endah Sulistyowati. Diungkapkan oleh Endah Sulistyowati para siswa kelas 9 hasil uji coba (tryout) sebanyk 2 kali nilainya banyak yang jelek. Dari peserta sejumlah 305 siswa, yang lulus ada 20 siswa. Sehingga dari uji coba atau tryout 1 dan 2 siswa yang lulus prosentasenya sekitar 6,5%. Karena itu Endah Sulistyowati menekankan agar siswa mempersiapkan USBN dan UNBK dengan baik. Belajar dengan serius agar dapat mengerjakan soal-soal USBN dan UNBK. Selain menekankan siswa untuk belajar rajin dengan baik, Endah Sulistyowati juga minta pada siswa untuk berdoa. “Serahkan semua kekuatanmu pada Allh Tuhan. Berserah diri pada Allah Tuhan harapan terakhir keberhasilanmu,” tutur Endah Sulistyowati menegaskan pada para siswa.
Setelah dilakukan motivasi oleh Endah Sulistyowati, kemudian dilakukan renungan. Renungan disampaikan oleh wakil sekolah bagian kurikulum Titik yang mengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia. Ketika diajak merenungi kehidupan banyak para siswa meneteskan air mata. Para siswa putra dan putri nampak matanya merah sembab. Para siswa tersentuh hati nuraninya setelah mendengarkan ungkapan-ungkapan yang mengharukan. Karena banyak siswa yang meneteskan air mata, guru wali kelas 9 mempersiapkan tisu untuk mengusap air mata yang membasahi wajah. Selesai renungan dan doa para siswa kelas 9 mohon doa restu pada para guru dan karyawan.
Setelah mendengarkan renungan dan diteruskan doa, kemudian para siswa dibagi menjadi 3 gelombang untuk sungkem pada orang tuanya sebagai wujud mohon doa restu. Dengan mohon doa restu pada orang tuanya agar dapat mengerjakan soal-soal USBN dan UNBK. Sungkem pada orang tua direspon masing-masing orang tuanya penuh kasih sayang. Pada saat sungkem para orang tua juga ada yang meneteskan air mata.
Pada kesempatan pertemuan dengan orang tua murid ini, Endah Sulistyowati yang baru menjabat kepala SMP Negeri 1 Jogonalan 3 bulan menyampaikan kondisi siswa kelas 9 pada wali murid. Endah Sulistyowati menyampaikan bahwa hasil uji coba atau tryout ujian nasional berbasis komputer hasilnya banyak yang jelek. Dikatakan juga dari jumlah 305 siswa yang lulus tryout hanya 20 siswa. Karena itu mohon kerja samanya pada para orang tua siswa kelas 9 agar dapat mendampingi belajar bagi putranya. Waktu belajar tinggal sedikit untuk mengejar pelaksanaan USBN dan UNBK. Agar putra-putrinya diberi kesempatan untuk belajar. Anak agar serius belajar tidak main hand phone. Pesannya pada orang tua siswa agar mendoakan para putranya dapat lulus dengan nilai baik.
Para siswa yang diwawancarai hampir semua menyatakan terharu, sedih, dan merasa bersalah pada orang tua. Desentia siswa kelas 9B hatinya merasa treyuh setelah dibacakan renungan yang mengena hatinya. Setelah mendengarkan ia akan berusaha belajar sebaik-baiknya. Lain lagi Puri kelas 9C merasa sedih ingat orang tua yang telah berjuang untuk beaya sekolah. Karena itu Puri ingin belajar serius untuk keberhasilan ujian.
Salah seorang orang tua siswa bernama Dewi, setelah ia mendengarkan informasi dari Kepala SMP Negeri 1 Jogonalan Endah Sulityowati, Dewi merasa senang motivasi yang disampaikannya. Karena para orang tua siswa mengetahui yang ada di SMP Negeri 1 Jogonalan, di Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Bagi Dewi, apa yang disampaikan kepala SMP Negeri 1 Jogonalan akan merubah kondisi SMP Negeri 1 Jogonalan.
Endah Sulistyowati dalam kesempatan itu juga membuka kesempatan pada orang tua siswa yang ingin bertanya. Endah Sulistyowati mempersilahkan pada orang tua siswa untuk mempertanyakan apa saja bila ada hal-hal yang kurang pas. Menurut Endah siswa juga masih terbelenggu bermain hand phone di rumah. Sehingga belajar bagi siswa tidak diutamakan. (ksd)