Untuk menanamkan nasionalisme generasi muda, warga Kampung Ngrahu, Desa Kalitengah, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah mengajak generasi anak ikut malam tirakatan peringatan kemerdekaan NKRI ke 70 tahun. Malam tirakatan diadakan di gang Kampung Ngrahu, Minggu (16/8).
Ketua Rukun Warga 015, Kampung Ngrahu Bapak Sawal yang purnawirawan TNI, dalam sambutannya mengungkapkan sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan. Tidak ketinggalan Bapak Sawal juga menceritakan sejarah urutan proklamator Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Presiden Soekarno hingga Presiden Indonesia sekarang Joko Widodo. Ia ceritakan urutan Presiden Indonesia mulai Soekarno, Suharto, BJ Habibi, Gusdur, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Joko Widodo.
Ketika Bapak Sawal memberi sambutan warga Kampung Ngrahu penuh perhatian mendengarkan. Khususnya bagi anak-anak sebagai generasi penerus bangsa juga memperhatikan cerita yang disampaikan oleh Bapak Sawal meski sambil bisik-bisik ngomong dengan teman. Setelah selesai menyampaikan sambutan Bapak Sawal memotong tumpeng peringatan hari ulang tahun ke-70 NKRI terus diserahkan pada Ketua Rukun Tangga 034 Ngrahu, Mulyono.
Untuk menyemangati anak-anak yang ikut tirakatan, mereka diberi nomor undian untuk mendapatkan hadiah peringatan kemerdekaan. Semangat suka cita nampak pada keceriaan anak-anak yang mendapatkan hadiah undian. Terlihat di wajah anak-anak sambil bertepuk tangan riuh gembira. Masa depan NKRI tidak bisa lepas dari pundak-pundak generasi penerus ini. Harapan orang tua akan majunya NKRI di masa depan diestafetkan pada anak-anak yang terlihat di mata ini. Maka semangat patriot dan nasionalisme mesti senantiasa ditanamkan pada mereka generasi muda. Indonesia sebagai rumah kita bersama yang berasaskan Pancasila dan UUD 1945. Dari fondasi inilah diupayakan rakyat dalam kehidupan yang nyaman, rukun, dan sejahtera.
Sekitar 100-an warga, termasuk anak-anak Kampung Ngrahu hadir dalam tirakatan tersebut. Setelah acara formal selesai dilanjutkan tirakatan dengan mendengarkan lagu-lagu yang bernuansa perjuangan. Untuk anak-anak yang sudah merasa ngantuk terus pulang, tinggal yang tua-tua masih ngobrol.