Search

Tanpa Bahan Kimia Berbahaya: Semprot Anti-Nyamuk Sereh sebagai Pilihan Alami.

Brangkal, (02/08/2023) – Pada tanggal 02 Agustus 2024 Mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro telah melakukan edukasi dan pelatihan kepada ibu-ibu warga setempat terkait “Pembuatan Semprot Anti-Nyamuk Alami”. Edukasi dan pelatihan pembuatan semprot anti- nyamuk merupakan salah satu program monodisiplin dari Keshia Pratiwi dengan program studi Kimia, Fakultas
Sains dan Matematika.

Kegiatan ini terdiri dari beberapa penjelasan terkait edukasi kandungan kimia yang berbahaya di dalam semprot anti-nyamuk yang ada dipasaran dan cara pembuatan semprot anti-nyamuk berbahan alami dari serai sebagai alternatif pencegahan terkait angka DBD yang tinggi di Desa Brangkal. Semprot anti-nyamuk berbahan alami ini merupakan salah satu alternatif untuk mencegah pemaparan senyawa DEET (deitilmetatoluamida) yang terdapat pada semprot anti-nyamuk yang beredar secara komersil. Senyawa DEET merupakan senyawa yang identifikasi sebagai neurotoksin apabila terhirup dalapat memberikan efek neurologis dengan gejala umum yaitu seperti sakit kepala.

Selain sebagai pengganti alternatif pencegah pemaparan senyawa DEET, semprot anti- nyamuk alami merupakan Solusi efektif dalam mencegah demam berdarah, dengan bahan alami seperti serai yang mengandung senyawa sitronelol, geraniol, dan sitronelal, kandungan senyawa tersebut bersifat racun bagi nyamuk akan tetapi aman bagi manusia. Dengan konsentrasi minimal 3% dari serai dapat digunakan sebagai penolak nyamuk dan semakin tinggi kandungannya semakin baik bekerja sebagai penolak nyamuk.

Selain menggunakan bahan yang mudah ditemukan, pembuatan semprot anti-nyamuk ini juga sangat mudah yaitu

  • Cuci dan keringkan serai
  • Potong serai menjadi bagian kecil
  • Rebus serai kurang lebih selama 30 menit
  • Saring hasil rebusan dan pisahkan dari ampasnya
  • Pindahkan cairan hasil rebusan ke botol spray

 

Akan tetapi karena menggunakan bahan alami tanpa pengawet, masa jangka panjang penggunanan semprot anti-nyamuk tidak dapat bertahan lama yaitu hanya bertahan 1-2 hari. Solusi yang dapat digunakan adalah dengan menambahkan alcohol sebagai larutan yang dapat memperlama masa jangka penyimpanannya dengan perbandingan alcohol 3:1. Selain alcohol cara lain untuk membantu jangka panjang penyimpanan semprot anti-nyamuk yaitu dapat menyimpannya dalam lemari pendingin dimana masa penyimpanan dapat bertahan selama 7 hari.

Harapan dari dengan adanya kegiatan ini bisa membantu mengedukasi untuk memilik dalam menggunakan produk anti-nyamuk serta mengurangi angka kenaikan sakit DBD. Selain itu diharapkan program yang diusulkan dapat dilanjutkan untuk kegiatan dan sesuai kebutuhan dari warga khususnya Desa Brangkal.

 

Penulis: Keshia Pratiwi (Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro)

Cloud Hosting Indonesia

Tinggalkan Komentar