Klaten – Ketahanan pangan merupakan tantangan global yang terus mengemuka seiring dengan pertumbuhan populasi manusia. Dalam upaya menjawab tantangan ini, inovasi di berbagai bidang menjadi kunci utama. Salah satu inovasi menarik yang mulai mencuri perhatian adalah revolusi budidaya ikan lele dalam ember yang dilakukan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Universitas Diponegoro di Dukuh Cetan Desa Cetan Kecamatan Ceper pada 20 Juli 2023. Metode yang terbilang sederhana ini mampu memberikan kontribusi signifikan dalam mencapai ketahanan pangan, terutama di daerah dengan keterbatasan lahan.
Pertanian dan budidaya ikan tradisional sering kali memerlukan lahan yang luas, namun realitas keterbatasan lahan di era modern memaksa para petani dan pelaku pertanian untuk berpikir lebih kreatif. Inilah titik tolak terciptanya solusi budidaya ikan lele dalam ember. Metode ini memanfaatkan ruang yang terbatas dengan efisien, sehingga cocok diterapkan baik di perkotaan maupun di pedesaan yang memiliki keterbatasan lahan. Budidaya ikan dalam ember dengan sistem aquaponik berperan dalam meningkatkan kebutuhan akan protein hewani dan nabati serta masyarakat akan lebih mudah mendapatkan ikan dan sayur di lingkungan tempat tinggal. Cara ini sangat dianjurkan bagi masyarakat yang bertempat tinggal diperumahan, perkotaan, apartemen, kontrakan, dan tempat-tempat pengungsian karena bencana atau daerah perkotaan yang sempit lahan tinggal.
Sistem kerja dari Budikdamber adalah membudidayakan ikan dan sayuran dalam satu ember yang biasa disebut dengan sistem akuaponik (polikultur ikan dan sayuran). Budikdamber berbeda dengan sistem aquaponik karena budikdamber tidak serumit akuaponik yang membutuhkan pompa dan filter sehingga membutuhkan listrik, lahan yang luas, biaya yang mahal, dan rumit. Budikdamber justru memiliki keunggulan seperti hemat air, zero waste, perawatan yang mudah, dan tanpa bahan kimia.
Revolusi budidaya ikan lele dalam ember adalah contoh nyata bagaimana inovasi sederhana dapat menghasilkan dampak besar terhadap ketahanan pangan. Dengan adanya Budikdamber di masa pandemi ini masyarakat dapat menghasilkan produk berupa ikan dan sayuran yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh karena ikan mengandung protein dan dapat dijadikan sebagai produk makanan olahan. Sedangkan sayuran merupakan salah satu bahan pangan yang kandungannya sangat diperlukan bagi keseharan tubuh yang diharapkan mampu memperkuat ketahanan masyarakat. Selain itu masyarakat mampu memanfaatkan pekarangan kosong sebagai tempat untuk budidaya ikan dan penanaman sayuran dan melatih masyarakat untuk melakukan budidaya ikan dan penanaman sayuran secara mandiri.
Penulis: Maulinda Budi Rahayu / Akuakultur / Universitas Diponegoro Semarang
