BERITA KLATEN – Di Jaya Pura Sekertaris Jendral Asosiasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Indonesia KH.Taslim Syahlan mengatakan bahwa peran tokoh lintas agama menghadapi situasi politik menjelang pemilu diharapkan mampu menjadi perekat umat.
Selain itu, tokoh agama sebaiknya tidak mencampur adukkan kepentingan politik dalam khotbah agama.
“Kewajiban tokoh agama adalah untuk menciptakan harmonisasi di tahun politik yang cenderung terjadi polarisasi di masyarakat.” katanya.
Menurut Taslim para tokoh agama sudah seharusnya berada di depan sebagai penggerak kerukunan di masyarakat.
“Para tokoh agama harus mampu menjadi perekat antar umat di tengah tensi politik yang sedang hangat ini,” ujarnya saat ditemui di Jaya Pura Senin (23/10/2023) saat menghadiri Konferensi Nasional (Konas) FKUB di Jaya Pura.
Dikatakan berdasarkan data indeks kota toleransi yang dirilis oleh Setara Institute akhir -akhir ini , Jakarta masuk ke dalam 10 kota dengan skor toleransi terendah. Kesepuluh kota itu adalah Sabang (3,757), Medan (3,710), Makassar (3,637), Bogor (3,533), Depok (3,490), Padang (3,450), Cilegon (3,420), Jakarta (2,880), Banda Aceh (2,830), dan Tanjung Balai (2,817).
“Penilaian didasarkan pada empat variabel, yakni regulasi yang kondusif bagi praktik dan promosi toleransi, pernyataan tindakan aparatur pemerintah Kabupaten/ kota, tingkat peristiwa dan tindakan pelanggaran kebebasan beragama/berkeyakinan, serta upaya kabupaten/kota dalam tata kelola keberagaman identitas keagamaan warganya,” kata Taslim.
Menurutnya nilai-nilai kedamaian dan kerukunan yang ada dalam agama akan memberi pengaruh positif pada kondisi politik di Indonesia.
”Bukan malah sebaliknya, kondisi politik yang memperkeruh kondusivitas kegiatan beragama di masyarakat, karena sesungguhnya mencampur aduk urusan politik dalam kegiatan agama saat ini yang perlu dihindari,” ujarnya.
Menurut Taslim politik dan agama merupakan sesuatu yang berbeda karena politik sarat dengan hal yang ingar bingar, sedangkan agama sarat dengan kesucian.
“Oleh sebab itu, tidak boleh dicampur aduk untuk menjaga kesucian dari agama,” tuturnya.
Oleh sebab itu, tokoh agama juga harus menyampaikan pesan-pesan perdamaian dalam setiap khotbah agama dan sesama umat diperlukan sebagai perekat toleransi.
”Silaturahmi itu berasal dari kata shilah yang artinya kerabat dan ar-rahim yang berarti kasih sayang. Selain itu, istilah rahim itu juga identik dengan rahim yang dimiliki seorang ibu yang kuat dalam menjaga kandungan bayinya. Saya berharap agar silaturahmi bisa menciptakan kasih sayang yang kuat,” katanya.
Dikatakan, tokoh agama harus mampu menjadi penyebar kabar kebenaran di tengah derasnya hoaks yang beredar di masyarakat. Menurut dia, tokoh agama memiliki umat yang sangat banyak dan tidak mungkin dijangkau oleh pihak yang berwajib jika bekerja sendirian.
”Selain itu, tokoh agama harus mampu menjadi penyejuk di tengah tensi politik yang sedang menghangat,” pungkasnya.
Penulis : Moch.Isnaeni
Editor : ksd