Search

Tolak Dilewati Angkutan Galian C, Warga Kebrok Hadang Alat Berat Masuk Lokasinya

BERITA KLATEN – Puluhan warga Dukuh Kebrok, Desa Mundu, Kecamatan Tulung, Klaten sempat berjaga di jalan masuk perkampungan, Jumat malam (2/1) hingga Sabtu dini hari (3/1), akhir pekan kemarin. Mereka bersiaga untuk menghadang alat berat (backho/eskavator) agar tidak bisa masuk ke lokasi tanah kas desa, yang rencananya akan dibuat sebagai jalan menuju aktivitas galian C. Hingga kini, spanduk penolakan aktivitas galian C di Dukuh Kebrok  masih terpasang di gapura jalan masuk kampung.

Ditemui di lokasi, Ketua RT 16/RW 08 Dukuh Kebrok, Tuginu menceritakan, aksi warga berjaga di jalan masuk perkampungan merupakan aksi spontan. Pasalnya, warga mendapat informasi bahwa alat berat akan datang ke lokasi tanah kas desa. Padahal, warga di RT 16 Dukuh Kebrok tidak menyetujui kegiatan pertambangan galian C di wilayah mereka. Tuginu bercerita lagi, kronologinya beberapa bulan lalu, Pemerintah Desa Mundu mengundang Tokoh Masyarakat, ketua RT, dan ketua RW perihal akan menyewakan jalan Dukuh Kebrok untuk aktivitas lalu lintas tambang dari Dukuh Sabrang-Kayumas melewati Dukuh Kebrok, Desa Mundu.

Atas pertemuan itu, perwakilan RT di Dukuh Kebrok tidak berani memutuskan tanpa berembug terlebih dahulu dengan warga. Maka, selanjutnya warga Kebrok mengadakan musyawarah bersama. Terjadi sepakat bahwa warga masyarakat menolak adanya penyewaan jalan di Dukuh Kebrok untuk dilewati kendaraan muatan galian C dan sejenisnya. Warga juga menolak adanya wacana kegiatan (aktivitas) tambang di Desa Mundu, khususnya di Dukuh Kebrok. Dasar sikap warga ini semata agar Tanah Kas Desa Mundu tetap menjadi milik masyarakat Desa Mundu umumnya. Dikelola untuk penghidupan bersama dalam roda pemerintahan yang dikuasakan kepada Pemerintah Desa Mundu, sehingga  terjaga kelestariannya. Selain alasan lingkungan hidup, kesehatan lingkungan, polusi udara-suara, dan dampak ekologis lainnya.

“Dikhawatirkan, rencana pembangunan atau penggunaan jalan/jalur tambang galian C ini, nantinya ikut menambang tanah kas Desa Mundu juga. Karena dibuat jalan, otomatis tanah kas desa pun ikut ditambang agar bisa rata dan dapat dilewati. Lokasinya kan berupa jurang sedalam kira-kira 15-20 meter,” ujar Tuginu kepada awak media meliput.

Saat bersiaga di pintu jalan masuk menuju lokasi Dukuh Kebrok, Jumat malam pekan lalu, dinformasikan alat backhoe akan didatangkan ke lokasi tersebut. Beberapa orang diduga utusan dari Pemerintah Desa (Pemdes) Mundu, atau dari pihak mana tidak jelas, telah lebih dahulu berada di jalan mau masuk ke lokasi. Jumlahnya sekitar 15-20 orang. Orang-orang tersebut merupakan orang gabungan dari luar Desa Mundu dan dari Desa Mundu sendiri yang pro pertambangan.

“Mereka sepertinya akan membuat lampu penerangan jalan. Kemungkinan juga akan dilakukan acara persiapan dengan tirakatan. Bisa diduga, mereka sengaja memancing warga Dukuh Kebrok. Sebab, tidak ada pemberitahuan ijin kepada lingkungan perihal kedatangan mereka waktu itu,” jelas Tuginu menegaskan.

Dikonfirmasi via seluler nomor WhatsApp-nya, Kepala Desa Mundu, Budiyanta menjeaskan, beberapa waktu lalu ada pihak PT yang menyurati Pemerintah Desa untuk bekerjasama. Pihak PT bermaksud meminjam jalan. Kemudian, pihak Desa menindak lanjuti surat tersebut dengan mengumpulkan tokoh masyarakat dan BPD untuk meminta persetujuan. Saat itu, ada satu perwakilan warga yang tidak bisa memberi keputusan. Dia mengaku harus bermusyarah dulu dengan warga. “Ada satu RT yang belum menyetujui karena harus berembug dengan warga dulu,” kata Budiyanta.

Lebih lanjut, pembahasan permasalahan ini kemudian dibawa ke tingkat musyawarah desa (musdes). Mengingat, tegas Kades Budiyanta, Pendapatan Asli Desa (PADes) di Desa Mundu juga susah, maka tawaran pihak PT pun diberikan sinyal positif. Saat ini, semua masih dalam proses. Nantinya, akan dibuatkan kesepakatan atas kompensasi. Juga akan ada Peraturan Desa (Perdes) dan ketentuan bahwa semua dana akan masuk ke APBDes.

“Sebetulnya, lanjut Budiyanta, sebelum pemasangan spanduk, pak RW yang menolak itu mendatangi rumahnya menanyakan rencana mulainya aktivitas penggunaan jalan, dan Budiyanta menyatakan akan segera dimulai dan meminta kepada Ketua RW untuk memberikan pemahaman terhadap warga. Karena ini progres dari desa yang akan kita perdeskan, dan juga ada berita acara rapat, serta sudah sesuai dengan mekanisme aturan, saya meminta  RW  untuk ikut membantu memberi pemahaman ke warga,” jelas Budiyanta lagi.

Menurut Kades Budiyanta, informasi yang berkembang di masyarakat saat ini banyak yang diplintir. Yang benar adalah Pemerintah Desa tidak akan menggunakan tanah kas desa untuk dibuat jalan menuju kegiatan penambangan galian C. Yang akan digunakan adalah jalan yang sudah ada sebelumnya.

“Kita tidak akan menyentuh tanah kas desa. Apalagi tanah warga yang rencana kita gunakan adalah jalan poros desa,” tegas Budiyanta.

Berdasar pantauan lanjut di lapangan, jalan masuk menuju calon lokasi yang akan ditaruh alat berat memang tampak seperti bekas jalan. Tapi, saat ini sepertinya masih sedang ditanami warga. Jalan yang konon bekas jalan poros desa itu sekarang buntu karena langsung berbatasan dengan jurang yang sangat dalam. Bila tebing jurang ini dipotong, jalur menuju ke pertambangan galian C di Desa Kayumas bisa terjangkau.

Camat Tulung Hendri Pamungkas, ketika ditemui Berita Klaten.com di kantornya, Selasa (9/1/2024) siang  dimintai komentarnya mengenai adanya aksi warga Dukuh Kebrok Jumat malam pekan lalu, Hendri Pamungkas mengatakan memberi  saran pada Kades Mundu Budiyanto agar mengajak berembug lagi. Bila ada sejumlah warga Dukuh Kebrok yang tidak setuju/menolak jalannya dilewati truk angkutan galian C ya tidak usah diteruskan, dari pada menjadi masalah di Desa Mundu. (end)

Cloud Hosting Indonesia

Tinggalkan Komentar