KLATEN (BK). Perayaan Paskah berarti merayakan Yesus yang telah bangkit dari mati. Yesus yang diimani oleh umat Kristen maka selayaknya umat Kristen mencontoh kehidupan Yesus. Karena Yesus menjadi sentral iman umat Kristiani.
Demikian diungkapkan Bapak Pendeta Fendy Susanto dari Gereja Kristen Jawa (GKJ) Gondokusuman, Yogyakarta dalam renungannya perayaan Paskah umat Kristiani di jajaran Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten di Pendopo Pemkab Klaten, Rabu (27/4). Lebih lanjut ia mengatakan, umat Kristen sekarang dalam merenungi/merefleksi kehidupan Yesus penuh menghayati. Menghayati imannya pada Tuhan Yesus berupa jalan salib, kematian Yesus, dan kebangkitan Yesus nampak dengan kesungguhan hati. Bila sedang merenungi atau menghayati sengsara Yesus, mati, dan bangkit dari mati umat Kristen sampai menangis.
Namun, yang menjadi pertanyaan Bapak Pendeta Fendy Susanto apakah penghayatan umat Kristen apa sudah sampai pada tahap ibadah sosial dalam kehidupan di masyarakat. Mencontoh hidup Yesus yang memberi kasih pada orang sakit, orang terlantar, orang tertindas mesti menjadi semangat bagi orang Kristen.
Perayaan Paskah bagi umat Kritiani di jajaran Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten dihadiri sekitar 700-an umat Kristiani. Nampak hadir Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten Bambang Teguh Setyo yang hadir mewakili H Pantoro selaku Kepala Dinas Pendidikan Klaten. Hadir juga Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Klaten Jaka Sawaldi yang mewakili Bupati Klaten Hj Sri Hartini.

Sambutan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten yang dibacakan oleh Bambang Teguh S antara lain mengatakan, umat Kristiani ketika menemui sesama yang melanggar, termasuk menemukan pelanggaran cara menegurnya mesti didasari dengan kasih. Dalam membimbing sesama orang yang melakukan kesalahan hendaknya didasari dengan kasih yang lemah lembut. Sambutan H Pantoro yang dibacakan oleh Bambang Teguh S mengambil dari surat Paulus pada umat Korintus ialah I Kor 13:4-12 tentang Kasih.
Sedangkan sambutan Bupati Klaten Hj Sri Hartini yang dibacakan oleh Jaka Sawaldi mengangkat tentang Pluralisme. Keberagaman warga masyarakat dalam keyakinan agama mesti dijunjung tinggi. Perbedaan keyakinan mesti dapat diterima dari semua pihak. Dialog secara terbuka antar warga yang beda keyakinan mesti ditumbuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga hubungan umat antar beragama di Klaten dapat tercipta kedamaian. (ksd)