WEDI (BK). Setelah Pasar Wedi selesai dibangun, Kota Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah layak menjadi kota wisata ampiran. Karena di sekitar Pasar Wedi menjadi ikon yang punya daya tarik sendiri.
Lebih kurang 3 tahun lalu setelah Pasar Wedi selesai dibangun dampaknya dapat meningkatkan sosial ekonomi bagi warga masyarakat di sekitar Wedi. Tentunya juga bagi para pelaku ekonomi. Tentunya bagi pedagang yang berjualan di sekitar pasar Wedi. Seolah di sekitaran Pasar Wedi sepanjang waktu ada aktifitas untuk mengais rezeki. Ini pandangan yang ada setiap harinya, sehingga dapat dikatakan di pusat Kota Wedi secara bergantian ada aktifitas gerak perekonomian. Karena sekitaran pukul 03.00 mulai datang orang pedagang sayuran, jajanan, dan buah-buahan dari luar Wedi. Bahkan ada pedagang sayur-sayuran, maupun buah-buahan yang datang dari Magelang, Salatiga, dan Boyolali.
[ads1]
Sekarang yang menarik lagi, Pasar Wedi sering dikunjungi oleh rombongan ibu-ibu dengan menumpang kendaraan yang biasa disebut sepur mini. Para ibu-ibu datang di Pasar Wedi mengajak putra-putrinya untuk melihat-lihat Pasar Wedi. Mereka begitu turun dari sepur mini terus memandangi bangunan Pasar Wedi nampak kagum. Kemudian masuk ke Pasar Wedi untuk melihat-lihat yang ada di dalam Pasar Wedi. Tentunya selain mengamati Pasar Wedi yang banyak perubahan, para ibu dengan menggandeng putra-putrinya para ibu juga belanja sekedar membeli jajanan yang ada di Pasar Wedi. Jajanan di Pasar Wedi yang berupa makanan antara lain tiwul, gatot, sego gudang, dawet, dan lainnya. Sayuran dan buah-buahan juga tersedia, penjual daging juga ada. Tidak ketinggalan orang berjualan berbagai pakaian juga ada. Yang menarik lagi di Pasar Wedi, bangunan Pasar Wedi yang ada sekarang juga di buat los-los dan kios-kios yang tertata rapi. Los untuk jualan daging tertutup dan nampak bersih. Tentunya ini yang menjadi daya tarik sendiri bagi orang yang ingin melihat kondisi Pasar Wedi sekarang.
Di malam hari, di pusat Kota Wedi ini banyak orang jualan makanan. Berbagai menu makanan khas Jawa ada. Mulai sore hari sudah ada orang yang menjajakan sayur untuk lauk makan. Di lesehan juga ada yang jualan bakmi, nasi goreng, sop, ayam bakar, ayam goreng berjajar di pinggir Pasar Wedi. Tidak ketinggalan menu sederhana berupa nasi kucing yang dijual angkringan khas dari Bayat juga ada di pinggiran pusat Kota Wedi. Minuman yang dijual juga beragam, ada susu murni dari Boyolali, jahe, dan minuman lainnya. Pedagang angkringan ada yang jualan sampai larut malam. Di tempat jualan angkringan dan lesehan sering digunakan untuk nongkrong bagi orang yang punya hoby keluar malam. Pada malam Minggu banyak kaum muda yang sering santai-santai di pinggiran pasar maupun di pinggir toko. Menurut beberapa orang sekitar Wedi, banyak orang yang santai-santai di pusat Kota Wedi bukan orang Wedi. Mereka ada yang dari Bayat, Gantiwarno, bahkan dari Kota Klaten ada yang menikmati jajan di Wedi.
Tempat jualan makanan-makanan tidak hanya terkonsentrasi di pinggiran Pasar Wedi saja. Namun ada yang jualan di pinggiran jalan ke selatan di pinggiran toko yang ada di Pencar, Gadungan, ke barat sampai depan Pegadaian Wedi, ke utara sampai di Karang, Desa Pandes.
Pusat Kota Kecamatan Wedi menjadi ramai karena di Wedi juga nenjadi jalur pintas jurusan Wonogiri – Yogya. Karena itu banyak kendaraan truk, angkutan travel, maupun bus yang melintas lewat Wedi. Karena itu Kota Wedi menjadi tempat singgah untuk istirahat sebentar dengan menikmati kuliner yang ada di pinggiran jalan Kota Wedi.
Pengakuan para pedagang yang jualan makanan di pusat kota Wedi, bila cuaca terang jualannya bisa habis. Namun bila sejak sore turun hujan sampai tengah malam jualannya tidak habis. Karena bila hujan banyak orang yang sungkan keluar dari rumah. Ingin menikmati kota Kecamatan Wedi dan merasakan jajanan aneka makanan yang digelar di sepanjang jalan pusat Kota Wedi, silahkan Anda datang di Wedi. (ksd)