WEDI (BK). Yesus dalam perayaan liturgi Minggu Palma, Minggu (20/3) untuk menggenapi perutusan dari Allah Bapa. Yesus yang memasuki Kota Yerusalem digambarkan sebagai Raja yang menunggang keledai sebagai simbol kedamaian.
Dalam Injil Yesus yang ditulis Lukas pada bab 19, ayat 28-40 diceritakan Yesus dalam perjalanan-Nya ke kota Yerusalem saat dekat dengan Betfage dan Betania Yesus menyuruh dua orang murid-Nya untuk memasuki kampung. Yesus pesan pada 2 orang murid bila sudah masuk kampung agar mengambil keledai muda yang tertambat dan belum pernah ditunggangi orang. Ketika ada orang yang mengaruh mengapa melepaskan keledai dari tambatan, jawablah Tuhan memerlukannya.
Dengan naik keledai muda Yesus masuk di kota Yerusalem. Ketika Yesus masuk kota Yerusalem dielu-elukan oleh banyak orang Israel. Banyak orang yang menghamparkan pakaian di jalan yang dilewati Yesus masuk Kota Yerusalem. Pemujaan pada Yesus, orang Israel mengelu-elukan dengan menggunakan daun palma.
Demikian juga umat Katolik di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pada perayaan Minggu Palma umat Katolik merayakannya di gereja wilayah masing-masing. Sebagai kelengkapan prosesi liturgi Minggu Palma juga diadakan arakan Minggu Palma dari titik tertentu masuk ke dalam gereja.
Di Gereja Katolik Santa Perawan Maria Bunda Kristus Paroki Wedi, pada Perayaan Minggu Palma dilakukan arak-arakan umat Katolik dari lokasi selepan beras milik Ibu Yanti Sutarto di Murukan menuju gereja yang berjarak kurang lebih 500 meter. Misa perayaan Minggu Palma dipimpin oleh Romo Andrianus Maradiyo.
Makna perayaan Minggu Palma yang dapat kita renungkan antara lain, dalam tradisi Yahudi keledai menjadi tunggangan seorang raja pada masa damai. Sedangkan pada masa perang tunggangan yang lazim dipakai oleh raja di medan pertempuran adalah kuda. Binatang beban yang belum pernah dipakai untuk keperluan apa pun, belum pernah mengangkut beban, merupakan binatang yang cocok dipersembahkan sebagai tunggangan raja yang datang dalam nama Tuhan, tentunya dipakai untuk tujuan yang luhur. Dengan penampilan Yesus yang begini, Yesus mau menegaskan bahwa kedatangan-Nya tidak mempunyai tujuan politis. Konkretnya, Yesus tidak bermaksud untuk merebut kekuasaan dari pemerintah Roma.
Keledai diminta keterlibatannya hanya untuk menjalankan tugas yang dapat dikerjakannya, yakni membawa Yesus yang duduk di atas punggungnya. Tuhan pun juga memerlukan kita untuk melaksanakan tugas yang dapat kita kerjakan, ialah menjadi rekan kerja-Nya untuk membawakan damai, entah sebagai pedagang, petani, karyawan atau pegawai. Seperti keledai, kita diajak untuk melaksanakan tugas itu meskipun pelan tetapi konsisten. Semua tugas mesti dijalankan sampai selesai dan tuntas, dan penuh semangat tidak mengeluh.
Memasuki pekan suci yang diawali dari perayaan Minggu Palma, Kamis Putih, Jumat Agung, hingga Minggu Paskah umat Katolik diajak merenungi makna menjadi garam dan terang dunia. Sebagai umat Katolik, pengikut Yesus Kristus mesti berani bersikap melawan korupsi. Korupsi tidak hanya berupa uang tetapi juga dapat berupa waktu dalam jam dinas bekerja. (ksd)